Dosen UGM Ditemukan Meninggal di Belanda
NIJMEGEN, SELASA — Seorang mahasiswa doktor asal Indonesia yang tengah menempuh studi di UMC St Redboud University Nijmigen ditemukan tewas di kamarnya. Korban yang bernama Nugroho, asal Jawa Tengah, diperkirakan meninggal dunia beberapa hari sebelum ditemukan oleh rekannya, Minggu (1/2).
Kematian korban sangat mengejutkan rekan-rekannya sesama mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di kota Nijmegen yang terletak di kawasan selatan Belanda. Informasi yang berhasil dihimpun Persdanetwork, korban sempat bertemu dengan rekan-rekannya dari Indonesia.
Korban yang sebenarnya akan pulang ke Tanah Air pada 11 Februari nanti hilang kontak dengan rekan-rekannya sejak Sabtu lalu. Menurut informasi dari rekan korban, Kentar Arimadyo S, mahasiswa Master Biomedical Science UMC St Redboud University, dalam e-mail-nya disebutkan, meski dia baru kenal dengan korban sekitar dua minggu lalu, tapi memiliki kesan tersendiri.
"Saya baru kenal Mas Nugroho mungkin baru dua minggu lalu melalui yahoo! messenger dari teman saya, dr Slamet Hidayat. Jumat minggu lalu Mas Nugroho mengajak saya untuk makan malam dengan teman-temannya dari Thailand. Mas Nugroho tahu saya baru datang dari Indonesia sehingga dia ingin saya di sini bisa betah dan memperkenalkan sahabat-sahabatnya. Malah setelah itu Mas Nugroho ingin membuat makan-makan di tempat saya dengan menu Tom Yam yang akan dibuat oleh temannya," ujar Kentar.
Korban juga sempat menawarkan tempat tinggalnya tuntuk digunakan kepada Kentar karena tanggal 11 Februari ini korban akan pulang ke Indonesia dan akan kembali ke Belanda pada Juli 2009. "Meski baru mengenal beliau saya merasa sangat nyaman berada di dekatnya. Orangnya hangat, rendah hati, dan sungguh menyenangkan bisa berkenalan dengan orang seperti Mas Nugroho," tambah Kentar.
"Hari Jumat tanggal 30 Januari 2009, sehabis lapor diri ke KBRI saya berkunjung ke teman di Rotterdam. Ternyata di sana saya bertemu dengan teman-teman dari Masstrich, Groningen, yang kebetulan ingin menghabiskan weekend untuk pesiar ke Amsterdam. Masih ada temen dari Nijmegen yang seyogianya juga dateng ke sana karena sudah janjian. Tetapi sejak Jumat sore sampai Sabtu pagi beliau tidak dapat dihubungi, baik melalui telepon ataupun e-mail," ungkap Kentar.
"Hari minggu kebetulan saya ingin kembali ke Nijmegen. Saya sempatkan mengunjungi apartemen beliau di Platolaan 750 untuk mengetahui keberadaannya. Di sana telah banyak polisi dan mobil ambulans. Saya bertanya kepada petugas tersebut ternyata Mas Nugroho sudah meninggal dunia beberapa hari yang lalu di kamarnya. Dan saya tidak boleh menghubungi saudaranya di Indonesia," tambah Kentar.
Menurut Kentar, hal itu karena kematian korban masih dalam pemeriksaan pihak polisi. "Saat makan malam bersamanya, saya sempat bertanya tentang benjolan yang ada di lengan bawahnya, dan dia menjelaskan bahwa dia memiliki kelainan ginjal dan harus menjalani cuci darah setiap 4 hari sekali," ujarnya.
"Informasi tersebut saya beritahukan ke pihak polisi untuk lebih memudahkan pemeriksaan. Malam tadi sekitar jam 17.30 saya mendapat telepon dari profesor pembimbing Nugroho bahwa kematiannya natural dan bukan karena penyebab lain. Saat ini jenazah disemayamkan di rumah duka di CWZ. Karena kondisi jenazah yang demikian, pihak RS belum bisa memastikan apakah jenazah diperbolehkan dibawa ke Indonesia," tutur Kentar.
Keputusan tersebut baru akan diketahui Selasa (3/1) pukul 10.00 waktu Belanda. Rekan korban yang lainnya mengatakan, paling tidak hari Rabu semua kepastian soal pemulangan jenazah. Saat ini semua urusan administrasi dibantu KBRI Belanda atas perintah Dubes JE Habibie. (Yon Daryono, dari Nijmegen, Belanda)
sumber:
http://www.kompas.com