Pidato Pelantikan Obama Ditulis Pria 27 Tahun
PRESIDEN terpilih AS Barack Obama telah menyampaikan pidato pentingnya dalam seremoni inaugurasinya. Lantas siapa yang menulis pidato Obama tersebut?
Dia adalah Jon Favreau yang usianya baru 27 tahun. Pria AS itu disebut-sebut sebagai penulis termuda pidato pelantikan Presiden AS.
Jon sebelumnya bekerja sebagai staf mantan calon presiden Demokrat John Kerry pada tahun 2004. Oleh Obama, dia ditunjuk sebagai direktur penulisan pidato. Sejak itu, Jon menjalin hubungan kerja yang sangat erat dengan Obama.
Banyak yang menyebut Obama sebagai presiden yang paling pintar menulis sejak mendiang mantan Presiden AS Abraham Lincoln. Ini terbukti dengan dua buku hasil karya Obama yang laku keras di AS dan dunia.
Obama pun pernah menyusun sendiri sejumlah keseluruhan pidato pentingnya. Namun sejak kampanye pemilihan presiden kian intensif tahun lalu, Jon diminta memimpin tim penulis yang membantu menyusun kata-kata pidato Obama.
Pada kebanyakan pidato, termasuk pidato pelantikan nanti, Obama lebih dulu menulis draf pertama atau garis besar pidato dan kemudian menyerahkannya ke Jon. Setelah itu Jon akan menuliskan pidato dan menyerahkannya kembali pada Obama untuk diperiksa. Proses ini bisa terjadi berulang-ulang hingga Obama merasa puas dengan teks pidatonya. Karena itu proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu.
Menurut sejumlah penulis pidato, Jon beruntung karena bekerja dengan seorang presiden yang memperlakukan para penulisnya dengan baik. “Nixon memperlakukan penulisnya seperti pembuat iklan,” cetus Michael Gerson, mantan penulis pidato Presiden George W Bush seperti dilansir harian Telegraph, Selasa (20/01). “Semua orang membutuhkan penulis pidato. Anda tak bisa melakukannya sendiri kecuali Anda adalah Lincoln,” imbuhnya.
Sesuai tradisi, pidato pelantikan Presiden AS durasinya tak lebih dari 15 menit. Obama pun sadar benar arti penting pidato pelantikannya nanti. Apalagi putri sulungnya, Malia (10) telah mengingatkan Obama soal itu. “Selaku Presiden Amerika-Afrika pertama itu harus bagus,” kata Malia pada ayahnya.