Keluarga Penumpang KM.Teratai Di Samarinda Berdoa
Berikanlah Comment kepada Blog ini biarkan Penulis Sedikit Dihargai
Samarinda ( Berita ) : Puluhan keluarga penumpang KM Teratai Prima di Samarinda, Kalimantan Timur, berdoa agar saudara mereka bisa ditemukan dengan selamat.
“Saya berdoa agar mereka semua ditemukan dalam keadaan hidup,” ungkap Benyamin Panggesa, lirih, sambil menatap foto Yoel Masinggi beserta istrinya, Hermin Dodo dan ketiga anaknya, yakni, Yasser Pakambanan (5), Christin (3) dan Richardo Yolandu (1), saat ditemui di Posko Satgas Operasi Kemanusian KPPP (Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan) Samarinda, Senin [12/01] sore.
Yoel Masinggi kata Benyamin Panggesa, berangkat ke kampung halamannya di Tana Toraja (Tator) bersama istri dan ketiga anaknya dalam rangka menghadiri upacara adat serta mengunjungi kedua orang tuanya. “Yoel Masinggi membawa istri dan ketiga anaknya selain untuk menengok orang tua mereka di Tator, juga dalam rangka menghadiri acara adat,” katanya.
“Anak Yoel Masinggi masih sangat kecil. Bahkan, yang paling sulung baru TK, sementara kedua adiknya masih balita. Semoga saja, mereka termasuk penumpang yang selamat sebab masa depan ketiga anak Yoel Masinggi itu masih terbentang luas,” ungkap Benyamin Panggesa.
Selain bertetangga, dia dan Yoel Masinggi, kata Benyamin Panggesa, bekerja pada perusahaan yang sama yakni di PT. Bukit Baiduri, sebuah perusahaan tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara.
“Kami masih kerabat dekat sekaligus satu tempat kerja. Yoel Masinggi dikenal sangat rajin, di perusahaan. Apalagi keluarganya, sangat disenangi tetangga lain. Mereka (ketiga anak Yoel Masinggi) sering bermain di rumah saya dan ketiganya sangat lucu dan periang,” kenang Benyamin Panggesa.
Kesedihan juga terlihat di wajah kerabat Yoel Masinggi lainnya, Deyani. Sesekali, pria itu memandang foto ketiga anak Yoel Masinggi yang terpampang di Posko Satgas Operasi Kemanusiaan KPPP Samarinda.
“Mereka adalah keluarga yang sangat berbahagia. Walaupun tempat tingal kami berjauhan, tapi hampir setiap hari kami berkomunikasi walaupun hanya lewat HP. Gelak tawa, ketiga anak Yoel Masinggi masih terngiang-ngiang di telinga saya sebelum mereka berangkat ke Tator dua minggu lalu,” kenang Deyani.
Seperti halnya Deyani dan Benyamin Panggesa, keluarga korban KM. Teratai Prima Kosong lainnya yang ditemui di Posko Satgas Operasi Kemanusiaan KPPP Samarinda Senin siang, Sukirno, berharap adik iparnya, Baharuddin (30) ditemukan dalam kondisi hidup. “Istri saya tak henti-hentinya menangis saat mengetahui Baharuddin tercatat sebagai penumpang KM.Teratai Prima Kosong yang tenggelam itu. Walaupun hubungan kami hanya sebatas ipar, tapi bagi saya, Baharuddin seperti adik kandung saya sendiri,” ungkap warga Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut. Yang lebih menyayat hati, Baharuddin kata Sukirno naik KM.Teratai Prima Kosong bersama calon istrinya.
“Dia ke
Kesedihan juga nampak di wajah Udin, warga Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Perkawinannya dengan gadis tambatan hatinya yang sudah di depan mata, terpaksa kandas setelah pamannya ikut menjadi penumpang KM. Teratai Prima Kosong yang tenggelam di Perairan Batu Roro, Kabupaten Majene, Sulbar, Minggu dinihari.
“Paman saya pulang ke Kabupaten Barru, Sulsel, untuk mengambil uang jujuran (biaya nikah) Rp20 juta. Tapi ternyata, paman saya ikut di kapal yang tenggelam tersebut. Saat ini, bagi saya yang penting paman saya ditemukan selamat,” kata Udin.
20 Orang Selamat
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Sunaryo menyatakan, 20 orang selamat dalam peristiwa tenggelamnya Kapal Motor (KM) Teratai Prima yang berlayar dari Parepare, Sulawesi Selatan menuju Samarinda, Minggu (11/01).
“Kejadian ini murni musibah,” katanya di
Hasil pantauan di lapangan, kata dia, tim “search and rescue” (SAR) gabungan di
Ia mengemukakan, penyebab tenggelamnya kapal motor ini juga bukan karena kapasitas penumpang yang berlebih. “Total penumpang yang bisa diangkut kapal motor ini sebanyak 300 penumpang, sedangkan yang diangkut Minggu (11/1) sejumlah 280 penumpang,” katanya.
Untuk pencarian sisa korban, kata dia, tim SAR gabungan masih menunggu kondisi cuaca dan memperhitungkan ketinggian ombak di perairan Majene sekitar 4-5 meter.
Sebelumnya, kapal motor itu tenggelam di perairan Majene, Baturoro. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 03.30 WITa. “Sementara itu, sampai saat ini kami belum memberlakukan pelarangan bagi kapal lain yang ingin berlayar,” katanya.
Satu Mayat Ditemukan
Satu mayat korban dalam musibah tenggelamnya Kapal Motor (KM) Teratai Prima pada Sabtu dini hari (10/1) ditemukan di perairan Majene, Senin. Mayat wanita yang belum diidentifikasi namanya itu diangkut KRI Untung Senopati ke pelabuhan Majene Sulbar.
Ketua Tim Posko penanggulangan korban KM Teratai Prima Thomas Luther di Pelabuhan Cappa Ujung Parepare, Senin, mengatakan, jumlah korban yang ditemukan selamat hingga pukul 22:00 Wita sebanyak 36 orang.
Tujuh orang di antarnya diselamatkan kapal Cargo CGL-V yang melintas di lokasi kejadian. Ketujuh korban yang selamat tersebut saat ini menuju Pelabuhan Makassar, ujar Thomas pada pers.
Ia menambahkan, dua orang lainnya yang selamat dan terdampar di Ujung Lero sekitar
Sementara itu, M Iqbal petugas Posko di Palabuhan Cappa Ujung mengatakan, dari sekian banyak keluarga korban yang datang di Posko tercatat 88 orang penumpang yang tidak terdaftar dalam manifes.
Nama penumpang yang terdaftar resmi dalam manifes sebanyak 250 orang, namun jumlah penumpang yang berada di KM Teratai Prima melebihi jumlah dalam manifes.
Thomas mengatakan, satu mayat wanita serta seorang lainnya yang selamat telah dievakuasi di Majene. Tim Medis dari Posko pusar di Parapera telah menuju Majene menjemput korban.
sumber:
http://beritasore.com