Berpetualang ke Mesir Bersama Donal Bebek
Pernah membaca majalah Donal Bebek? Bagi yang suka membacanya tentu akan mengatakan majalah tersebut sangat menarik. Sebabnya, saya pikir, karena cerita-cerita yang ada di dalamnya cukup unik, ditambah tingkah polah para tokoh cerita juga sangat menghibur. Para tokoh utama, seperti Donal Bebek, tiga keponakan kecilnya: Kwik, Kwak, dan Kwek, beserta Paman Gober (hampir) selalu mengundang senyum bagi pembacanya, termasuk saya.
Sebetulnya, saya bukanlah pembaca setia majalah tersebut. Namun, karena adik-adik saya menggemarinya, tak heran majalah tersebut ada di tumpukan koleksi majalah mereka.
***
Beberapa hari yang lalu, saat saya jadi ‘pengangguran’ sementara di rumah orang tua, untuk mengisi waktu luang saya pun iseng-iseng membaca majalah dengan tokoh utama sang Donal itu. Kebetulan majalah yang saya baca waktu itu tentang petualangan ke negeri para nabi, negeri Mesir, negeri yang terkenal karena sungai Nilnya itu.
Saat membacanya, tentang petualangan sang Donal Bebek ke negeri Mesir, saya seperti terbawa, ikut ke negeri yang terkenal karena pyramidnya itu. Dibungkus cerita petualangan sang Donal, ingatan-ingatan tentang sejarah Mesir yang pernah saya pelajari di buku-buku sejarah seperti muncul kembali, tervisualkan, termanjakan lewat gambar-gambar yang disajikan secara nyata. Misalnya, tentang Pyramid dan Mummi. Lekuk-lekuk bangunan raksasa, Pyramid, tempat kuburan para raja Mesir tersebut sungguh tervisualkan dengan gamblang. Bahkan proses pembuatan Mummi para raja–mayat yang diawetkan, pun terjelaskan secara mudah. Ah, pokoknya, sungguh menarik, seru, serta menyenangkan. Dan tentu saja lucu ceritanya!
Hal lain, yang tak bisa dilepaskan dari Mesir adalah tentang tulisan Hieroglyph. Tulisan ini menandakan betapa tingginya peradaban bangsa yang tinggal di sekitar sungai terpanjang di dunia itu. Lewat tulisan tersebut, bisa diperkirakan bahwa bangsa Mesir adalah salah satu bangsa yang memiliki peradaban yang sangat tinggi di dunia ini, peradaban ’senior’ yang tercatat ribuan tahun sebelum penanggalan masehi.
Satu lagi peninggalan bangsa Mesir, yang dapat ditemukan lewat tulisan tadi, adalah tentang matematika. Contohnya tentang metode perkalian bangsa Mesir. Metode perkalian ini sungguh unik, berbeda dengan metode perkalian yang sekarang kita pelajari. Prinsip metode perkalian bangsa Mesir ini, yang saya tahu lewat buku-buku sejarah matematika, adalah hanya dengan menggunakan prinsip penjumlahan dan pelipatgandaan. Contohnya, mari kita hitung 13 x 35 dengan menggunakan metode perkalian bangsa Mesir, seperti terurai sederhana berikut ini.
Pertama kita lipatgandakan bilangan 35 (sebab bilangan ini lebih besar daripada 13)
1 x 35 = 35
2 x 35 = 70
4 x 35 = 140
8 x 35 = 280
dst.
Kedua, karena 13 = 8 + 4 + 1, maka 13 x 35= 35 + 140 + 280 = 455. (Perhatikan, kita hanya tinggal menggunakan hasil-hasil pelipatgandaan untuk dijumlahkan–yang saya tandai dengan warna biru).
Bagaimana menurut Anda, mudah bukan?
Metode perkalian bangsa Mesir ini, saya pikir, bisa diperkenalkan pada siswa, sebagai selingan, pengayaan, atau rekreasi matematika yang menyenangkan. Ya, semenyenangkan petualangan ke negeri asal metode ini dilahirkan.
Tak terasa, sekitar 100 halaman majalah Donal Bebek, edisi khusus petualangan ke negeri ratu Cleopatra, negeri Mesir tersebut, ludes saya baca.
Ah, ternyata majalah Donal Bebek menarik untuk saya baca. Tak hanya menghibur, tapi juga menambah wawasan.
========================================================
Ya sudah, segitu saja ya jumpa kita kali ini. Mudah-mudahan artikel ini ada manfaatnya. Amin.
Sampai jumpa di artikel mendatang.
========================================================
Catatan penting:
1. Gambar Donal Bebek diambil dari Wikipedia yang ini dan gambar Pyramids diambil dari Wikipedia yang itu.
2. Artikel ini ditulis untuk memenuhi janji pada seorang teman, pembaca setia yang meminta saya untuk menjelaskan tentang metode perkalian bangsa Mesir.
sumber:
http://mathematicse.wordpress.com