On The Spot

Kakek Kedapatan Setubuhi Sapi Betina sampai Hamil 5 Bulan?


Julah, Ratusan warga Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng Senin (20/10) mengadakan upacara ngelarung atau menghanyutkan seekor sapi ke laut. Sapi yang dilarung merupakan sapi yang disetubuhi seorang kakek di desa ini beberapa waktu lalu.
Prosesi ritual ngelarung diawali dengan membakar gubuk kandang sapi yang menjadi tempat persetubuhan Sutarya dengan Sapi Betina tersebut. Selanjutnya dilakukan ritual pecaruan atau kurban sesaji berupa seekor anjing.
“Persembahan caru dan pembakaran di lokasi kejadian itu bertujuan untuk membersihkan halaman dan juga untuk menghilangkan jejak persetubuhan agar tidak diingat-ingat lagi,” ungkap Kelian Desa Pakraman Julah, Ketut Sidemen.Prosesi upacara dilanjutkan dengan mengantar Sutarya (kakek yang menyetubuhi sapi) bersama Sapi Betina menuju laut. Sebelum di rarung (dihanyutkan ke laut), sapi betina bersama Sutarya diupacarai.
Warga Desa Julah yang ikut menyaksikan prosesi itu mempersembahkan canang sari. Dari sesari canang sari warga terkumpul dana Rp 1.794.000. Uang ini diserahkan pada Sutarya dengan maksud meringankan bebannya dalam membuat upacara.
Setelah prosesi upacara selesai, sapi betina yang telah dihias dengan kain poleng (hitam putih) bagaikan wanita cantik akhirnya dihanyutkan ke tengah laut. Sapi diikat dengan tali kemudian ditarik ke tengah laut menggunakan perahu motor.
Sapi betina yang hamil lima bulan itu tidak melakukan perlawanan. Setelah selesai melakukan prosesi ngelarung seekor sapi betina itu, Sutarya juga menceburkan diri ke laut dan membuka baju. Rambutnya dipotong sebagai simbol pembersihan diri.
“Proses ngelarung sendiri berjalan lancar menuju ke tengah laut sekitar 3 kilometer dari bibir pantai. Kami tidak membuang sapi, sebaliknya kami mengistimewakan sapi dengan proses upacara. Kami anggap istimewa karena sapi itu mampu mengubah pikiran orang,” ujar Sidemen.
Proses Upacara Ngelarung yang dilakukan Desa Pakraman Julah diakhiri dengan membersihkan Sutarya ke sungai. Dengan proses itu, Sutarya secara batin maupun lahiriah diyakini telah terbebas dari pengaruh niskala atau alam gaib yang menjerumuskannya pada ulah ‘gamya gamana’ (persetubuhan manusia dengan binatang).
Setelah upacara ini, warga Desa Julah akan menggelar Upacara Balik Sumpah pada bulan Desember mendatang (sas)
sumber:
http://www.beritabali.com

Entri Populer