JEPANG TARIK BELUT BERPESTISIDA
TOKYO – Pada 15 Januari lalu, pejabat pemerintahan Daerah Chiba memerintahkan untuk menarik kembali belut yang diimpor dari propinsi Fujian, Tiongkok. Belut sebanyak 3400 pound telah diuji dan ditemukan adanya kandungan dicofol tiga kali lipat lebih tinggi dari tingkat yang diperbolehkan oleh pemerintah.
(Dicofol adalah organochlorine miticide yang berhubungan dengan DDT, suatu pestisida yang dipercaya dapat menyebabkan kanker. Penggunaan DDT telah dilarang sejak 1972 di kebanyakan negara berkembang di seluruh dunia)Seorang juru bicara resmi dari Chiba County Public Health Department mengatakan bahwa ada 6000 belut hidup yang ditarik kembali. Perusahaan Marukatsu di kota Narita telah mengimpor belut-belut itu dari Tiongkok pada 3 Januari lalu, lalu menjualnya secara borongan ke Tokyo, kabupaten Saitama dan Chiba.
Menurut hasil yang diperoleh pada 14 Januari, pos karantina bandara Narita melaporkan bahwa belut-belut yang diuji rata-rata mengandung dicofol 0.03 miligram. Sedang standar yang diperbolehkan adalah 0.01 miligram. Setiap belut mempunyai berat antara 200 – 300 gram. Menteri Kesehatan, Buruh dan Kesejahteraan setelah itu memerintahkan para pejabat untuk melakukan investivigasi lebih lanjut, termasuk kemana belut-belut itu telah dijual secara retail.
Dicofol juga dikenal dengan kelthane, yang telah dipergunakan sebagai pestisida untuk bunga dan sayur mayur. Gejala-gejala keracunan karenanya termasuk sakit kepala dan pusing-pusing. Pada kasus yang serius, dapat menyebabkan kerusakan pada liver. Di Jepang, dicofol sudah tidak lagi diproduksi, meskipun tidak dilarang. (Yang Mingzhu/The Epoch Times/mgl)