On The Spot

Israel Lanjutkan Serangan Udara

Berikanlah Comment kepada Blog ini biarkan Penulis Sedikit Dihargai


Lebih dari 300 orang tewas dan 1400 luka-luka. Tujuan serangan untuk menghidupkan kembali gencatan senjata di Jalur Gaza. Dunia internasional memprotes operasi militer Israel.

Tak ada orang di Universitas Islam Gaza ketika serangan dilancarkan Minggu malam (28/12). Beberapa saat sebelumnya angkatan udara Israel membombardir sebuah rumah di kamp pengungsi Jebaliya, yang lokasinya bertetangga dengan Gaza-City. Sedikitnya empat orang tewas, termasuk seorang bocah perempuan, seperti diberitakan media Israel Senin pagi (29/12).

Serangan juga dilancarkan terhadap sebuah gedung tepat di sebelah rumah kediaman mantan pemimpin Hamas Ismail Haniye, namun ia sudah tidak tinggal lagi di situ.

Di Rafah, selatan garis pantai, serangan udara menewaskan tiga orang kakak beradik, yaitu seorang anak kecil dan dua remaja. Serangan itu sebetulnya ditujukan pada seorang komandan Hamas yang berada di sana.

Serangan ditujukan pada Hamas

Apakah dan akankah panser serta pasukan infanteri Israel, yang sudah dipusatkan di Jalur Gaza, dikerahkan, masih belum diketahui. Menlu Tzipi Livni membantah laporan wartawan mengenai hal itu.

Livni mengatakan, "Saya tidak akan bicara secara rinci. Idenya adalah untuk mengubah kenyataan di lapangan, tapi saya tidak akan menyampaikan pada Anda apa persisnya gagasan operasi militer di masa depan. “

Semalam, roket Kassam kembali ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Media Israel melaporkan, tidak ada korban manusia. Sejak dimulainya operasi militer Israel Sabtu pagi (27/12), militan Palestina secara keseluruhan telah menembakkan 140 roket. Jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan pihak kemanan, demikian ditulis harian Israel „Ha'aretz.“ edisi Senin ini (29712).

Amos Gilad dari kementrian Pertahanan Israel mengatakan, "Sudah jelas bahwa kita menyasar Hamas dan bukan rakyat sipil. Tujuannya adalah memberlakukan kembali gencatan senjata. Jangkauan serangan meluas, tapi volumenya berkurang dan itu berarti serangan dilanjutkan sampai tujuan tercapai.“

Israel memulai serangan hari Sabtu (27/12) dengan membom target-target yang dikuasasi gerakan militan islam Hamas, sebagai reaksi atas serangan roket selama sepekan sebelumnya, yang ditembakan dari Jalur Gaza ke desa-desa di selatan Israel.

Militan Palestina gencar menembakkan roket Kassam, setelah berakhirnya gencatan senjata selama 6 bulan yang disepakati untuk Jalur Gaza.

RS di Gaza kebanjiran pasien

Serangan udara berkelanjutan dari militer Israel, yang sejauh ini menewaskan lebih 300 orang, memicu protes keras warga Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, juga kawasan Palestina lain yang diduduki Israel. Demonstrasi berlangsung di Hebron, Nablus, Jenin, Ramallah, dan di Nazareth wilayah Israel. Protes keras juga dilontarkan dunia interansional.

Di Ramallah, Minggu malam (28/12), polisi perbatasan Israel menembak seorang demonstran Palestina yang akan melempar bom molotov ke arah aparat keamanan.

Menurut keterangan organisasi bantuan Inggris Oxfam, rumah sakit di Jalur Gaza tidak lagi memiliki persediaan obat-obatan yang memadai.

Banyak korban dibawa ke RS di Gaza City, mengalami luka akibat pecahan peluru meriam, yang disebabkan serangan udara Israel.

Serangan udara Israel selama tiga hari, menewaskan sekitar 315 orang. Kebanyakan korban tewas adalah anggota keamanan Hamas, namun jumlah yang pasti tidak diketahui.

Badan PBB yang bertanggungjawab untuk pengungsi Palestina mengatakan, sedikitnya 57 korban tewas adalah warga sipil. Ke-sembilan RS di Gaza kebanjiran pasien.

Kepala layanan Darurat Gaza Mu'awia Hassanein mengatakan kepada wartawan, lebih dari 1400 orang cedera. Lebih dari separuhnya dirawat di RS yang telah kehabisan tempat tidur kosong. (rp)


Entri Populer