Aceh Terus Berupaya Menyelamatkan Hutan
Berikanlah Comment kepada Blog ini biarkan Penulis Sedikit Dihargai
Banda Aceh ( Berita ) : Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kembali mempertegas komitmen untuk terus berupaya melindungi kawasan hutan dan lingkungan, guna mencegah bencana banjir dan tanah longsor serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Selama ini hutan kita telah memberikan jasa tidak ternilai harganya atas penyediaan air bersih, udara sehat, mencegah bencana banjir, tanah longsor dan pengaturan iklim bagi umat manusia,” kata Gubernur Irwandi Yusuf pada peluncuran program perlindungan daerah aliran sungai (DAS) di Aceh, di Banda Aceh, Selasa [13/01] .
Dalam sambutan terutulis yang dibacakan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) NAD Hanifah Affan, ia menyampaikan rasa syukur atas program penyelamatan hutan yang dilakukan melalui “Aceh green” (Aceh hujau) telah mendapat respon positif dari masyarakat internasional.
Menurut Gubernur, Aceh memiliki hutan sekitar 3,3 juta hektera, sebagian besar berada di kawasan ekosistem Leuser mencakup 13 kabupaten/kota. Hutan Aceh telah memberikan jasa-jasa ekologi yang tidak hanya bermanfaat bagi 4,4 juta masyarakat Aceh tetapi juga membantu dunia mencegah pemanasan global.
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan, namun dari waktu ke waktu hutan Aceh setiap harinya berkurang seluas lapangan sepakbola akibat illegal logging, sehingga ke depan perlu diikuti rencana strategis dengan meninjau kembali hutan yang ada, mana yang harus dipertahankan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan.
“Hampir sebagian besar masyarakat Aceh hidup di wilayah pesisir, namun selama ini kita lupa atas jasa-jasa hutan di bagian tengah yang telah memberikan air bersih untuk diminum, pertanian dan industri di daerah pesisir,” katanya.
Untuk itu, sudah seharusnya Pemerintah daerah dan masyarakat pesisir membantu kabupaten yang menjadi hulu sungai-sungai besar seperti Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara bagi perlindungan hutan.
“Jika sekarang dunia internasional lagi trend dengan kompensasi karbon, maka sudah seharusnya wilayah NAD mendapat kompensasi air bersih dari wilayah pesisir,” katanya yang turut dihadiri perwakilan Pemerintah
Ditambahkannya, jika hutan di wilayah tengah Aceh habis, maka daerah pesisir akan menuai ancaman tenggelam akibat banjir. Bencana banjir yang terjadi di wilayah Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Singkil dan Aceh Selatan beberapa waktu lalu merupakan salah satu bukti hutan di kawasan hulu sungai sudah rusak.
Sementara itu, Ketua Yayasan Leuser Internasional (YLI) Jamal Gawi dalam sambutannya menyebutkan wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah merupakan hulu ataupun daerah tangkapan air dari sembilan DAS di NAD, seperti Krueng Peusangan, Mereubo, Woyla, Suenagan, Tripa, Jambo Aye, Pasee, Manee dan Krueng Keureuto.
sumber:
http://beritasore.com