Mengenal 'Sang Pembunuh' Usamah bin Ladin, Sosok Vickers Pernah Difilmkan Hollywood
Sosok Michael G Vickers sebagai intelejen sebagai 'pembunuh Usamah bin Ladin' rupa-rupanya pernah difilmkan. Pada 2007, Hollywood merilis film Charlie Wilson's War yang dibintangi Tom Hanks dan Julia Roberts.
Di film itu, Hanks yang menjadi Charlie Wilson anggota Kongres AS bekerja sama dengan Julia Roberts untuk meminta dana pada pemerintah AS. Dana itu akan mereka gunakan untuk mempersenjatai warga Afghanistan dari serangan Uni Sovyet.
Lobi mereka berhasil. Malah mereka bisa mendatangkan Presiden Pakistan Zia Ul Haq ke Amerika untuk mau bekerjasama menampung para pejuang Afghanistan. Kongres AS setuju mengucurkan dana ratusan juta dolar AS untuk mempersenjatai Mujahidin.
Nah untuk mengetahui kondisi di lapangan, Charlie Wilson bekerjasama dengan seorang agen CIA. Agen inilah, Michael G Vickers, yang saat itu masuk dalam seksi Afghanistan-Pakistan CIA. Vickers digambarkan jago bermain catur dan eksentrik, namun jenius merancang operasi intelejen.
Selama masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan, Vickers menjadi dalang bagi pasokan senjata ke Afghanistan. Senjata, yang di film tersebut dibeli dari Israel, mengalir bagi pejuang Afghanistan pimpinan Gulbuddin Hekmatyar dan Jalaluddin Haqqani.
"Ya, kebanyakan kolega saya waktu itu kini sudah beralih ke sisi 'gelap'" kata Vickers. "Ketika itu (perang Afghanistan-Sovyet) kami (CIA) sadar mereka (mujahidin) bukanlah sekutu yang sempurna. Tapi Anda harus bersepakat dengan 'setan' untuk mengalahkan 'setan' lainnya," tegas dia.
Bagi Vickers, setan saat ini adalah Alqaidah. Dan Vickers lebih berhati-hati ketimbang Leon Panetta untuk menyusun langkah penghabisan Alqaidah. Ia memperkirakan, masih ada empat tokoh penting Alqaidah yang masih hidup di Pakistan. Dan masih ada 10-20 tokoh lainnya di Pakistan, Yaman, dan Somalia.
Bagaimana kalau AS berhasil membunuh semua anggota Alqaidah? Vickers mengaku tak bisa 'membunuh' tuntas organisasi yang awalnya bertujuan membantu mujahidin Pakistan itu. "Anda tak bisa membunuh ide tentang Alqaidah," kata dia.
"Anda tak bisa menghilangkan ide Alqaidah. Tapi Anda bisa melumpuhkan kemampuan terorisme mereka. Jadi ya, sangat mungkin menghancurkan Alqaidah tapi butuh waktu lama," sambung Vickers panjang lebar.
( Sumber: http://id.berita.yahoo.com/mengenal-sang-pembunuh-usamah-bin-ladin-sosok-vickers-104043791.html )
Di film itu, Hanks yang menjadi Charlie Wilson anggota Kongres AS bekerja sama dengan Julia Roberts untuk meminta dana pada pemerintah AS. Dana itu akan mereka gunakan untuk mempersenjatai warga Afghanistan dari serangan Uni Sovyet.
Lobi mereka berhasil. Malah mereka bisa mendatangkan Presiden Pakistan Zia Ul Haq ke Amerika untuk mau bekerjasama menampung para pejuang Afghanistan. Kongres AS setuju mengucurkan dana ratusan juta dolar AS untuk mempersenjatai Mujahidin.
Nah untuk mengetahui kondisi di lapangan, Charlie Wilson bekerjasama dengan seorang agen CIA. Agen inilah, Michael G Vickers, yang saat itu masuk dalam seksi Afghanistan-Pakistan CIA. Vickers digambarkan jago bermain catur dan eksentrik, namun jenius merancang operasi intelejen.
Selama masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan, Vickers menjadi dalang bagi pasokan senjata ke Afghanistan. Senjata, yang di film tersebut dibeli dari Israel, mengalir bagi pejuang Afghanistan pimpinan Gulbuddin Hekmatyar dan Jalaluddin Haqqani.
"Ya, kebanyakan kolega saya waktu itu kini sudah beralih ke sisi 'gelap'" kata Vickers. "Ketika itu (perang Afghanistan-Sovyet) kami (CIA) sadar mereka (mujahidin) bukanlah sekutu yang sempurna. Tapi Anda harus bersepakat dengan 'setan' untuk mengalahkan 'setan' lainnya," tegas dia.
Bagi Vickers, setan saat ini adalah Alqaidah. Dan Vickers lebih berhati-hati ketimbang Leon Panetta untuk menyusun langkah penghabisan Alqaidah. Ia memperkirakan, masih ada empat tokoh penting Alqaidah yang masih hidup di Pakistan. Dan masih ada 10-20 tokoh lainnya di Pakistan, Yaman, dan Somalia.
Bagaimana kalau AS berhasil membunuh semua anggota Alqaidah? Vickers mengaku tak bisa 'membunuh' tuntas organisasi yang awalnya bertujuan membantu mujahidin Pakistan itu. "Anda tak bisa membunuh ide tentang Alqaidah," kata dia.
"Anda tak bisa menghilangkan ide Alqaidah. Tapi Anda bisa melumpuhkan kemampuan terorisme mereka. Jadi ya, sangat mungkin menghancurkan Alqaidah tapi butuh waktu lama," sambung Vickers panjang lebar.
( Sumber: http://id.berita.yahoo.com/mengenal-sang-pembunuh-usamah-bin-ladin-sosok-vickers-104043791.html )