Bahas Annisa sang Bocah Indigo dari Indonesia
BAGI bocah berusia delapan tahun, apa yang diperlihatkan Annisa Rania
Putri, sungguh sulit diterima akal sehat.
Coba tengok kelebihan bocah perempuan kelahiran Makassar 5 Juli 1999 itu.
Ia bisa memahami dengan bahasa Korea, Arab, Belanda, dan Inggris. Di
mana-mana, ia selalu menggunakan bahasa Inggris.
Hari Selasa (17/10) malam, Annisa kembali bikin heboh ratusan warga
Jakarta di Padepokan Toha di Jl Suryo, Kebayoran Baru.
Bocah itu berceramah menggunakan bahasa Inggris di depan anggota pengajian Padepokan Toha. Dalam ceramahnya, putri dari anggota TNIAD berpangkat kolonel itu bercerita soal makna berpuasa. Menurut Annisa, puasa penting bagi semua orang. Sebab, puasa akan menimbulkan energi cinta. Oleh karena itu, manusia butuh berpuasa karena dengan berpuasa energi itu akan memuncak.
Dengan energi itu pula akan tercipta sebuah kedamaian, perhatian
kepada keluarga dan perhatian kepada sesama insan manusia. “Dengan
puasa kita bisa membuang energi negatif dan menumbuhkan energi positif
yakni energi cinta,” kata Annisa dalam bahasa Inggris.
Dalam gaya kekanak-kanakan, Annisa menyampaikan pesan-pesannya.
Katanya, setiap orang harus berusaha untuk tidak berbohong. Bagi yang
suka bohong, cobalah berusaha jujur. Itu bisa dimulai sambil berpuasa.
“Jangan membiasakan diri berdusta, sebab jika sudah sekali berdusta
maka sampai tua akan tetap berdusta,” katanya.
Untuk menciptakan energi cinta, kata Annisa, bisa dimulai pada
lingkungan keluarga kecil.
Setelah itu bisa dikembangkan pada lingkungan keluarga besar dan
akhirnya dengan sesama umat manusia.
Bencana
Dalam sesi tanya jawab, seorang penanya sempat menanyakan kondisi
Indonesia yang penuh dengan bencana.
Annisa dengan lantang menjawab, bencana yang menimpa Indonesia masih
akan terus berlanjut.
“Saya melihat itu,” katanya. Lalu dia meneruskan, “Saya tidak akan
menceritakan bencana apa yang akan terjadi di kemudian hari. Sebab
kalau saya ceritakan akan menimbulkan kegelisahan dan pikiran-pikiran
buruk dari orang-orang. Nah pikiran buruk itulah yang justru akan
menimbulkan bencana-bencana baru,” ujar Annisa.
Dalam pesannya, bocah ajaib yang bisa merancang rumah, mengoperasikan
komputer, dan menyanyi, itu mengajak semua umat manusia untuk berdamai.
Bagi umat Muslim, dengan berpuasa selama sebulan penuh akan
mendatangkan pahala. Jadikanlah puasa bermakna bagi diri sendiri,
keluarga, tetangga, dan bangsa ini.
Sejumlah pengunjung yang hadir di padepokan tampak terpesona. Perasaan
heran dan kagum meliputi benak mereka.
Pertanyaan pun mengalir bagai air dan semua bisa dijawab dengan baik
dan lancar oleh Annisa.
Meski menggunakan penerjemah karena Annisa hanya menjawab dengan
bahasa Inggris, namun suasana pertemuan itu tetap hangat.
Acara yang dimulai selepas pukul 20.00 ini diikuti oleh ratusan orang
yang sengaja datang dari berbagai tempat di Jakarta.
Deretan mobil mewah diparkir di sepanjang Jl Suryo dan sempat
memacetkan jalan yang diberlakukan satu arah itu.
Kelebihan Annisa
Annisa memang memiliki kemampuan melebihi orang dewasa. Dia adalah
anak tunggal Ny Yeni dan dari ayah seorang anggota TNI- AD.
Meski bocah tetapi Annisa benar-benar “dewasa”. Perilakunya sama
sekali tidak menunjukkan anak seumurnya.
Kelebihan anak ini adalah bisa merancang rumah. Kalau diadakan
penelitian, Annisa mungkin bisa dikatagorikan sebagai arsitek terkecil
di dunia.
Sebagai bukti kemahirannya merancang bangunan, rumah bertingkat empat
di Jl Janur Hijau, Kelapa Gading, Jakarta.
Kelebihan lain dari Annisa adalah mampu menginstal komputer sendiri.
Menurut Ny Yenni, keajaiban Annisa mulai terlihat sekitar medio
Oktober 2002 lalu.
Ia melihat bunga besar yang ada di dekat dinding tembok rumahnya
padahal sang ibu tidak melihat apapun.
Hal lainnya, ia tidak menyebut ibu kepada Laksmi melainkan hanya
sebutan biasa saja.
“Saya lebih tua dari Yenni (nama ibunya),” kata Annisa.
Menurut Yenni, sang ibu, tidak ada keistimewaan saat Annisa dilahirkan.
Hanya saja, ia terpaksa menjalani operasi caesar karena usianya saat
itu 35 tahun.
Menurut sejumlah pakar, kemampuan Annisa ini digolongkan sebagai anak
indigo yaitu secara fisik masih anak-anak namun batinnya tua (old
soul). (wid/tb)
Putri, sungguh sulit diterima akal sehat.
Coba tengok kelebihan bocah perempuan kelahiran Makassar 5 Juli 1999 itu.
Ia bisa memahami dengan bahasa Korea, Arab, Belanda, dan Inggris. Di
mana-mana, ia selalu menggunakan bahasa Inggris.
Hari Selasa (17/10) malam, Annisa kembali bikin heboh ratusan warga
Jakarta di Padepokan Toha di Jl Suryo, Kebayoran Baru.
Bocah itu berceramah menggunakan bahasa Inggris di depan anggota pengajian Padepokan Toha. Dalam ceramahnya, putri dari anggota TNIAD berpangkat kolonel itu bercerita soal makna berpuasa. Menurut Annisa, puasa penting bagi semua orang. Sebab, puasa akan menimbulkan energi cinta. Oleh karena itu, manusia butuh berpuasa karena dengan berpuasa energi itu akan memuncak.
Dengan energi itu pula akan tercipta sebuah kedamaian, perhatian
kepada keluarga dan perhatian kepada sesama insan manusia. “Dengan
puasa kita bisa membuang energi negatif dan menumbuhkan energi positif
yakni energi cinta,” kata Annisa dalam bahasa Inggris.
Dalam gaya kekanak-kanakan, Annisa menyampaikan pesan-pesannya.
Katanya, setiap orang harus berusaha untuk tidak berbohong. Bagi yang
suka bohong, cobalah berusaha jujur. Itu bisa dimulai sambil berpuasa.
“Jangan membiasakan diri berdusta, sebab jika sudah sekali berdusta
maka sampai tua akan tetap berdusta,” katanya.
Untuk menciptakan energi cinta, kata Annisa, bisa dimulai pada
lingkungan keluarga kecil.
Setelah itu bisa dikembangkan pada lingkungan keluarga besar dan
akhirnya dengan sesama umat manusia.
Bencana
Dalam sesi tanya jawab, seorang penanya sempat menanyakan kondisi
Indonesia yang penuh dengan bencana.
Annisa dengan lantang menjawab, bencana yang menimpa Indonesia masih
akan terus berlanjut.
“Saya melihat itu,” katanya. Lalu dia meneruskan, “Saya tidak akan
menceritakan bencana apa yang akan terjadi di kemudian hari. Sebab
kalau saya ceritakan akan menimbulkan kegelisahan dan pikiran-pikiran
buruk dari orang-orang. Nah pikiran buruk itulah yang justru akan
menimbulkan bencana-bencana baru,” ujar Annisa.
Dalam pesannya, bocah ajaib yang bisa merancang rumah, mengoperasikan
komputer, dan menyanyi, itu mengajak semua umat manusia untuk berdamai.
Bagi umat Muslim, dengan berpuasa selama sebulan penuh akan
mendatangkan pahala. Jadikanlah puasa bermakna bagi diri sendiri,
keluarga, tetangga, dan bangsa ini.
Sejumlah pengunjung yang hadir di padepokan tampak terpesona. Perasaan
heran dan kagum meliputi benak mereka.
Pertanyaan pun mengalir bagai air dan semua bisa dijawab dengan baik
dan lancar oleh Annisa.
Meski menggunakan penerjemah karena Annisa hanya menjawab dengan
bahasa Inggris, namun suasana pertemuan itu tetap hangat.
Acara yang dimulai selepas pukul 20.00 ini diikuti oleh ratusan orang
yang sengaja datang dari berbagai tempat di Jakarta.
Deretan mobil mewah diparkir di sepanjang Jl Suryo dan sempat
memacetkan jalan yang diberlakukan satu arah itu.
Kelebihan Annisa
Annisa memang memiliki kemampuan melebihi orang dewasa. Dia adalah
anak tunggal Ny Yeni dan dari ayah seorang anggota TNI- AD.
Meski bocah tetapi Annisa benar-benar “dewasa”. Perilakunya sama
sekali tidak menunjukkan anak seumurnya.
Kelebihan anak ini adalah bisa merancang rumah. Kalau diadakan
penelitian, Annisa mungkin bisa dikatagorikan sebagai arsitek terkecil
di dunia.
Sebagai bukti kemahirannya merancang bangunan, rumah bertingkat empat
di Jl Janur Hijau, Kelapa Gading, Jakarta.
Kelebihan lain dari Annisa adalah mampu menginstal komputer sendiri.
Menurut Ny Yenni, keajaiban Annisa mulai terlihat sekitar medio
Oktober 2002 lalu.
Ia melihat bunga besar yang ada di dekat dinding tembok rumahnya
padahal sang ibu tidak melihat apapun.
Hal lainnya, ia tidak menyebut ibu kepada Laksmi melainkan hanya
sebutan biasa saja.
“Saya lebih tua dari Yenni (nama ibunya),” kata Annisa.
Menurut Yenni, sang ibu, tidak ada keistimewaan saat Annisa dilahirkan.
Hanya saja, ia terpaksa menjalani operasi caesar karena usianya saat
itu 35 tahun.
Menurut sejumlah pakar, kemampuan Annisa ini digolongkan sebagai anak
indigo yaitu secara fisik masih anak-anak namun batinnya tua (old
soul). (wid/tb)
sumber : www.kompas.co.id
SURABAYA - Setelah selama ini hanya menyebarkan ilmunya lewat ceramah-ceramah dan kuliah Annisa Rania Putri kini mulai menjangkau lebih banyak orang. Bocah ajaib berusia 9 tahun itu menerbitkan sebuah buku yang berisi kumpulan tulisannya selama ini yang diberi judul Hope Is on the Way: Kumpulan Pesan Alam.
Rabu (10/9) malam, ditemani ayah-ibunya, Annisa mampir ke kantor Surya untuk berbagi cerita tentang bukunya (yang baru diluncurkan di Jakarta 29 Agustus) sekaligus melakukan tanya jawab dengan awak redaksi Surya yang penasaran dengan kelebihan Annisa.
Bocah yang menguasai bahasa Inggris, Arab, Korea, dan Belanda tanpa belajar secara formal itu memang memiliki daya linuwih, kemampuan supranatural. Ia bisa melihat hal-hal gaib yang tak bisa ditembus penglihatan orang awam. Ia bisa menjangka masa depan, menyembuhkan orang sakit, dan melatih meditasi orang-orang dewasa.
Bahkan, saat berusia 6 tahun, Annisa sudah merancang arsitektur sebuah bangunan megah berlantai empat di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
"Buku ini berisi kumpulan ceramah dan kuliah saya di berbagai tempat dan waktu. I just fixed some of them (saya cuma memperbaiki beberapa saja) sebelum diterbitkan," tutur Annisa yang tak bisa berbahasa Indonesia.
Perihal bahasa ini, orangtua Annisa (pasangan dr Arwin SpKj dan Yenni Handojo) beberapa kali sempat miskomunikasi dengan anaknya itu.
"Suatu saat, karena beberapa kali kami sempat tidak menangkap bahasa Annisa, dengan polos dia berujar 'kenapa kok orangtua saya bodoh begini'," tutur Yenni yang tak pernah tersinggung tapi justru terhibur dan bersyukur memiliki anak Annisa yang dilahirkannya secara caesar di Jakarta pada 5 Juli 1999.
Meski masih anak-anak, buku Annisa jelas bukan untuk konsumsi anak-anak, apalagi anak seusianya. Bahkan, remaja pun belum tentu bisa mencerna pesan yang disampaikan Annisa dalam bukunya yang diterbitkan kelompok penerbit Gramedia itu.
Sebab, isi pesan-pesan dalam tulisan Annisa memang kelas berat, filosofis, dan mungkin baru bisa ditangkap oleh orang-orang dewasa atau yang sudah tercerahkan. Ia membahas, misalnya, tentang misteri kebijaksanaan, kasih, dan keadilan serta makna puasa.
Semua isi buku itu berasal dari 'pesan-pesan alam' yang bisa ditangkap Annisa kapan saja. Bisa tiba-tiba di sela-sela pembicaraan dengan orang lain, tapi kerap di keheningan malam.
"Kalau sedang mendapat 'pesan alam', tangan Annisa biasanya bergerak mencoret-coretkan 'pesan alam' itu atau bibirnya seperti mengucapkan sesuatu. Hurufnya tak bisa dipahami orang lain kecuali ia sendiri," kata Yenni.
Kelebihan Annisa sudah diakui banyak pihak. Wapres Jusuf Kalla pernah mengundangnya, berbagai universitas terkenal telah memintanya untuk memberi ceramah, dan sebuah majelis taklim yang beranggotakan orang-orang kelas menengah atas di Jakarta kerap mengundang Annisa.
Bocah itu juga memberi pelatihan dan konsultasi pada beberapa kelompok meditasi di ibu kota. Kalau sampai sekarang Annisa belum bersekolah, bukan bebarti orangtuanya membiarkannya. "Tapi, ketika sekolah di dalam kelas justru gurunya yang belajar dari Annisa. Ia kemudian tak mau sekolah," ucap Yenni.
Kemampuan berbahasa Inggris Annisa pun diperoleh secara alamiah. Setelah mulai bisa bicara saat berusia setahun lebih, tiba-tiba Annisa sudah cas cis cus dalam bahasa Inggris. Tentu orangtuanya bingung karena bahasa Inggris bukanlah bahasa sehari-hari mereka.
Keanehan lain, ketika belum lancar bicara, saat diajak menjenguk neneknya yang sakit, Annisa bilang "kembang" dalam bahasa Inggris. Tak berapa lama, neneknya meninggal. Kembang tadi tampaknya isyarat kematian.
Saat ditanya Surya apa cita-citanya, Annisa bilang ingin menjadi pengacara (lawyer). Terakhir, ketika agak bergurau Surya bertanya apakah kantor Surya "bersih", Annisa menjawab, "Yang ada makhluk putih, bukan hitam. Tidak apa-apa, mereka baik, pelindung."
Ibunya, Yenni Handojo, yang memperhatikan gerak-gerik anaknya itu beberapa kali berujar, "Annisa, Annisa...."
sumber : www.yauhui.net
Rabu (10/9) malam, ditemani ayah-ibunya, Annisa mampir ke kantor Surya untuk berbagi cerita tentang bukunya (yang baru diluncurkan di Jakarta 29 Agustus) sekaligus melakukan tanya jawab dengan awak redaksi Surya yang penasaran dengan kelebihan Annisa.
Bocah yang menguasai bahasa Inggris, Arab, Korea, dan Belanda tanpa belajar secara formal itu memang memiliki daya linuwih, kemampuan supranatural. Ia bisa melihat hal-hal gaib yang tak bisa ditembus penglihatan orang awam. Ia bisa menjangka masa depan, menyembuhkan orang sakit, dan melatih meditasi orang-orang dewasa.
Bahkan, saat berusia 6 tahun, Annisa sudah merancang arsitektur sebuah bangunan megah berlantai empat di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
"Buku ini berisi kumpulan ceramah dan kuliah saya di berbagai tempat dan waktu. I just fixed some of them (saya cuma memperbaiki beberapa saja) sebelum diterbitkan," tutur Annisa yang tak bisa berbahasa Indonesia.
Perihal bahasa ini, orangtua Annisa (pasangan dr Arwin SpKj dan Yenni Handojo) beberapa kali sempat miskomunikasi dengan anaknya itu.
"Suatu saat, karena beberapa kali kami sempat tidak menangkap bahasa Annisa, dengan polos dia berujar 'kenapa kok orangtua saya bodoh begini'," tutur Yenni yang tak pernah tersinggung tapi justru terhibur dan bersyukur memiliki anak Annisa yang dilahirkannya secara caesar di Jakarta pada 5 Juli 1999.
Meski masih anak-anak, buku Annisa jelas bukan untuk konsumsi anak-anak, apalagi anak seusianya. Bahkan, remaja pun belum tentu bisa mencerna pesan yang disampaikan Annisa dalam bukunya yang diterbitkan kelompok penerbit Gramedia itu.
Sebab, isi pesan-pesan dalam tulisan Annisa memang kelas berat, filosofis, dan mungkin baru bisa ditangkap oleh orang-orang dewasa atau yang sudah tercerahkan. Ia membahas, misalnya, tentang misteri kebijaksanaan, kasih, dan keadilan serta makna puasa.
Semua isi buku itu berasal dari 'pesan-pesan alam' yang bisa ditangkap Annisa kapan saja. Bisa tiba-tiba di sela-sela pembicaraan dengan orang lain, tapi kerap di keheningan malam.
"Kalau sedang mendapat 'pesan alam', tangan Annisa biasanya bergerak mencoret-coretkan 'pesan alam' itu atau bibirnya seperti mengucapkan sesuatu. Hurufnya tak bisa dipahami orang lain kecuali ia sendiri," kata Yenni.
Kelebihan Annisa sudah diakui banyak pihak. Wapres Jusuf Kalla pernah mengundangnya, berbagai universitas terkenal telah memintanya untuk memberi ceramah, dan sebuah majelis taklim yang beranggotakan orang-orang kelas menengah atas di Jakarta kerap mengundang Annisa.
Bocah itu juga memberi pelatihan dan konsultasi pada beberapa kelompok meditasi di ibu kota. Kalau sampai sekarang Annisa belum bersekolah, bukan bebarti orangtuanya membiarkannya. "Tapi, ketika sekolah di dalam kelas justru gurunya yang belajar dari Annisa. Ia kemudian tak mau sekolah," ucap Yenni.
Kemampuan berbahasa Inggris Annisa pun diperoleh secara alamiah. Setelah mulai bisa bicara saat berusia setahun lebih, tiba-tiba Annisa sudah cas cis cus dalam bahasa Inggris. Tentu orangtuanya bingung karena bahasa Inggris bukanlah bahasa sehari-hari mereka.
Keanehan lain, ketika belum lancar bicara, saat diajak menjenguk neneknya yang sakit, Annisa bilang "kembang" dalam bahasa Inggris. Tak berapa lama, neneknya meninggal. Kembang tadi tampaknya isyarat kematian.
Saat ditanya Surya apa cita-citanya, Annisa bilang ingin menjadi pengacara (lawyer). Terakhir, ketika agak bergurau Surya bertanya apakah kantor Surya "bersih", Annisa menjawab, "Yang ada makhluk putih, bukan hitam. Tidak apa-apa, mereka baik, pelindung."
Ibunya, Yenni Handojo, yang memperhatikan gerak-gerik anaknya itu beberapa kali berujar, "Annisa, Annisa...."
sumber : www.yauhui.net