2015, Bahasa Inggris Jadi Bahasa 'Resmi' ASEAN
Penggunaan bahasa Inggris disepakati sebagai bahasa 'resmi' di kawasan Asean pada 2015, seiring terbentuknya Komunitas Asean. Karenanya, penguasaan bahasa Inggris begitu penting dalam menjalin kerjasama di kawasan ini.
"Tidak bisa dipungkiri, meski tiga dari 10 negara Asean memiliki kesamaan bahasa Melayu, namun bahasa Inggris tetap yang utama," kata Jenny Lee, COO & Director (Education Programe) Internastional Test Center (ITC),pada acara ETS Leadership Series 2011, Towards a Community of Nations (Asean 2015) Be Ready for Impact!, yang diadakan ITC, di Jakarta.
Karenanya, dalam seminar ini membahas pengembangan pembelajaran bahasa Inggris dan asesmen terkait yang dipakai di negara-negara anggota Asean. Selain itu, membahas tantangan dan peluang yang dihadapi komunitas Asean untuk meningkatkan kecakapan bahasa Inggris dalam komunikasi internasional.
"Kesepakatan para pemimpin Asean untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa baku di kawasan Asean, mendorong kami untuk mengumpulkan para ahli dari negara-negara Asean dan pejabat pendidikan kementerian terkait untuk memberikan masukan," tambahnya.
Para ahli, kata Victor Chan, CEO ITC, menyoroti norma-norma penilaian pembelajaran bahasa Inggris dan tren di negara masing-masing. Terutama penggunaan Test of English for International Communication (TOEIC) untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris untuk komunikasi internasional.
TOEIC ini mengukur empat empat area utama dalam berbahasa, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Test ini akui sebagai instrumen bagi pelaku bisnis di dunia dalam merekrut keterampilan calon pekerja.
Ada sebanyak 70 ribu lowongan kerja di negara Asean yang bisa menerima mereka yang bersertifikasi TOEIC. Berbeda dengan TOEFL, yang hanya dipergunakan untuk melanjutkan study di luar negeri.
"Kami sangat mendorong penggunaan bahasa Inggris di Indonesia dengan menjadi pembicara di berbagai seminar internasional untuk memotivasi ketakutan dan pemahaman yang salah tentang penggunaan bahasa Inggris," tambahnya.
Di Indonesia sendiri masih terjadi kesenjangan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Karena itu, pihaknya berharap pemerintah Indonesia ikut membantu permasalahan ini.
( Sumber: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1785156/wah-2015-bahasa-inggris-jadi-bahasa-resmi )
"Tidak bisa dipungkiri, meski tiga dari 10 negara Asean memiliki kesamaan bahasa Melayu, namun bahasa Inggris tetap yang utama," kata Jenny Lee, COO & Director (Education Programe) Internastional Test Center (ITC),pada acara ETS Leadership Series 2011, Towards a Community of Nations (Asean 2015) Be Ready for Impact!, yang diadakan ITC, di Jakarta.
Karenanya, dalam seminar ini membahas pengembangan pembelajaran bahasa Inggris dan asesmen terkait yang dipakai di negara-negara anggota Asean. Selain itu, membahas tantangan dan peluang yang dihadapi komunitas Asean untuk meningkatkan kecakapan bahasa Inggris dalam komunikasi internasional.
"Kesepakatan para pemimpin Asean untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa baku di kawasan Asean, mendorong kami untuk mengumpulkan para ahli dari negara-negara Asean dan pejabat pendidikan kementerian terkait untuk memberikan masukan," tambahnya.
Para ahli, kata Victor Chan, CEO ITC, menyoroti norma-norma penilaian pembelajaran bahasa Inggris dan tren di negara masing-masing. Terutama penggunaan Test of English for International Communication (TOEIC) untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris untuk komunikasi internasional.
TOEIC ini mengukur empat empat area utama dalam berbahasa, yaitu mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Test ini akui sebagai instrumen bagi pelaku bisnis di dunia dalam merekrut keterampilan calon pekerja.
Ada sebanyak 70 ribu lowongan kerja di negara Asean yang bisa menerima mereka yang bersertifikasi TOEIC. Berbeda dengan TOEFL, yang hanya dipergunakan untuk melanjutkan study di luar negeri.
"Kami sangat mendorong penggunaan bahasa Inggris di Indonesia dengan menjadi pembicara di berbagai seminar internasional untuk memotivasi ketakutan dan pemahaman yang salah tentang penggunaan bahasa Inggris," tambahnya.
Di Indonesia sendiri masih terjadi kesenjangan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Karena itu, pihaknya berharap pemerintah Indonesia ikut membantu permasalahan ini.
( Sumber: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1785156/wah-2015-bahasa-inggris-jadi-bahasa-resmi )