On The Spot

4 Bahaya di Balik Lezatnya Masakan Restoran

Siapa yang tidak suka makan di restoran? Berbagai hidangan diolah selezat mungkin agar pengunjung suka dan ingin datang lagi.

Tapi tahukah Anda, di balik kelezatan masakan restoran, ada 'bahaya' tersembunyi bagi kesehatan tubuh? Ketahui apa saja bahaya tersebut, dan bagaimana menyiasatinya, seperti yang dikutip dari iVillage.

1. Banyak restoran yang teruji secara ilmiah, dirancang untuk lebih mementingkan kelezatan rasa. Sejumlah penelitian menunjukkan, bahan-bahan seperti lemak, garam dan gula banyak digunakan untuk mendapatkan kelezatan yang diinginkan, terutama pada makanan cepat saji. Kombinasi gula dan lemak pada es krim, misalnya, atau lemak dan garam dalam kentang goreng, digunakan dalam takaran yang lebih besar sehingga rasanya berbeda dan lebih enak daripada ketika Anda membuatnya sendiri.

Seperti kita ketahui, kelebihan lemak, gula dan garam bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh. Kadar garam berlebih dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi (hipertensi) dan mengurangi kepadatan tulang bagi para penderita osteoporosis.

Gula dalam jumlah yang besar, bisa menyebabkan obesitas dan diabetes, selain itu juga mengakibatkan gigi keropos. Dan, Anda tentunya sudah tahu apa akibatnya jika kadar lemak dalam tubuh berlebihan. Tidak hanya membuat tubuh gemuk, tapi juga bisa menyumbat pembuluh darah, menyebabkan sakit jantung dan asam lambung naik.

2. Kini ada banyak restoran yang mencantumkan jumlah kalori pada setiap menunya. Kenyataannya, kontrol kalori pada makanan di restoran tidak selalu dilakukan setiap hari. Jadi, jika Anda mengira hanya mengonsumsi 350 kalori karena restoran mengklaim nya begitu, masih ada kemungkinan jumlah kalorinya lebih besar.

Hal ini karena penambahan garam atau gula sering terlewat dalam tes kalori restoran, dan biasanya para ahli masak dan staf dapur lebih sibuk menyelesaikan pesanan ketimbang memerhatikan kandungan kalori. Bisa saja, makanan 350 kalori Anda sebenarnya mengandung 400 bahkan 500 kalori. Belum lagi bila Anda menambahkan sendiri bumbu-bumbu penyedap, seperti keju parmessan, dried chilli atau saus sambal.

3. Semua restoran ingin makanannya terasa enak, dan garam, adalah salah satu bumbu penyedap rasa. Banyak makanan restoran yang dibumbui berons-ons garam, tapi karena trik memasak khusus dan tambahan bumbu serta bahan lainnya, jadi tidak terasa terlalu asin saat disantap. Makanan yang diklaim sehat di restoran, bisa jadi mengandung garam berlebih.

Beberapa hidangan bahkan mengandung garam dua kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan untuk menjaga kesehatan setiap harinya (sekitar 2300 mg). Jika Anda berpotensi terkena tekanan darah tinggi, sebaiknya berhati-hati. Jangan menghabiskan porsi besar sendirian, tapi berbagilah dengan teman semeja Anda.

4. Lemak kadang ditambahkan untuk membuat makanan terlihat segar dan menggugah selera. Sama seperti garam, biasanya konsumen tidak akan menyadari kalau makanan yang disantapnya mengandung banyak lemak. Karena umumnya tidak terasa berminyak atau licin saat di mulut, banyak orang tidak sadar kalau mungkin telah banyak lemak yang dimakannya. Umumnya, 'lemak tersembunyi' ini terasa lembut di mulut. Pernahkah Anda merasakan ikan panggang yang terasa sangat empuk dan juicy di restoran, tapi ketika coba memasak sendiri di rumah, teksturnya lebih kering? Mungkin karena tambahan lemak di dalamnya.

Membaca fakta-fakta di atas, bukan berarti Anda tidak boleh sama sekali menikmati makanan lezat di restoran. Hanya saja, jangan buat acara makan di luar ini menjadi semacam kebiasaan, apalagi dilakukan dalam frekuensi yang sering.



sumber

Entri Populer