Ini Dia Senjata Andalan TKW di Arab Saudi ( don't try this at home )
Derita tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia di Arab Saudi tak pernah ada habisnya. Majikan kerap bersikap kasar saat para Pahlawan Devisi itu menuntut gaji yang tak kunjung dibayar.
Pisau dapur pun selalu menjadi senjata andalan bagi TKW untuk menjaga diri dari ulah jahat atau ulah nakal sang majikan.
Seperti dituturkan Uminah, seorang TKW asal Jombang, Jawa Timur, yang selama 10 tahun bekerja dia tidak pernah mendapat gaji.
Berkat bantuan seorang polisi Arab Saudi, 7 bulan lalu Uminah bisa pulang ke Tanah Air, meski tidak membawa hasil sepeser pun.
Warga Desa Pundong, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, ini berangkat ke Arab Saudi 11 tahun lalu. Perempuan dengan tiga anak ini berangkat dengan harapan mendapat penghasilan lebih baik untuk menghidupi buah hatinya.
Melalui penyalur PT Rimba Duta Indah yang berkantor di Jakarta, Uminah mendapatkan majikan di Riyad.
Sesuai perjanjian, setiap bulannya Uminah mendapat gaji sebesar 600 riyal atau sekira Rp1,3 juta. Namun pemberian gaji hanya berlangsung selama 17 bulan. Setelah itu, perempuan 48 tahun itu tidak pernah mendapat gaji lagi.
Karena kesal, Uminah kabur dan mencari majikan baru. Namun sayang, selama 10 tahun bekerja dan delapan kali berganti majikan, gajinya juga tidak pernah dibayar.
Setiap kali menuntut haknya, Uminah justru diperlakukan kasar bahkan beberapa kali nyaris diperkosa.
Sebagaimana yang dilakukan Ruyati dan para TKW lain, saat menghadapi situasi seperti itu Uminah selalu mempersenjatai diri dengan pisau dapur yang diletakkan di bawah bantal.
Beruntung, sebelum menjadi sasaran pemerkosaan dan sebelum melakukan nekat menyerang majikannya, Uminah selalu berhasil melarikan diri.
Selama 10 tahun berpindah-pindah majikan tanpa memiliki uang, dia kebingungan di Riyad. Hingga akhirnya bertemu dengan seorang polisi yang mengantarkannya ke Kantor KBRI. Tak lama kemudian dia bisa pulang ke Jombang.
Uminah berharap pemerintah lebih proaktif melindungi warganya di Negara Petro Dolar itu. Pasalnya, di sana kondisinya serba tertutup. Tidak ada tempat atau cara meminta tolong saat TKW sedang dalam kondisi berbahaya. Sehingga, hanya pisau dapurlah yang menjadi senjata satu-satunya untuk menjaga keselamatan diri sendiri.
Meski bisa pulang ke Tanah Air, namun seluruh dokumen Uminah seperti kartu identitas dan paspor masih ditahan majikan.
Kini, setelah 10 tahun menjadi TKW kehidupan janda ini tidak ada yang berubah. Nasibnya masih sama dibanding sebelum dia berangkat ke Arab Saudi.
Untuk bertahan hidup, Uminah harus bekerja menjadi tukang potong triplek bekas di desanya. Dia berharap Pemerintah mau turun tangan membantu mengurus gajinya yang selama 10 tahun tidak terbayar.
sumber