Metode Baru Pembekuan Sperma
Para ilmuwan dari Cile mengumumkan keberhasilan melakukan teknik terbaru membekukan sperma secara cepat yang disebut dengan metode vitrifikasi. Hal ini membuka peluang bagi pria dengan jumlah sperma sedikit atau pengidap HIV positif untuk memiliki keturunan.
Karena dibekukan secara cepat, kemampuan sperma untuk berenang menuju sel telur menjadi lebih efisien dibandingkan dengan teknik pembekuan sperma konvensional. Dengan teknik pembekuan sperma yang saat ini banyak dipakai, kemampuan aktivitas sperma hanya bisa dipertahankan 30-40 persen. Dengan metode vitrifikasi, aktivitasnya meningkat menjadi 80 persen.
Sebenarnya vitrifikasi bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran. Metode ini sudah dipakai untuk membekukan sel telur dan embrio sehingga bisa dipakai kemudian dalam teknik bayi tabung. Ketika dicairkan, ternyata kebanyakan sel telur dan embrio lebih bertahan dengan vitrifikasi dibandingkan teknik pembekuan lambat.
Ternyata ketika metode ini dipakai untuk membekukan sperma, angka keberhasilannya cukup tinggi. "Hasil riset menunjukkan, aktivitas sperma bisa dijaga lewat vitrifikasi sehingga kemungkinan pria yang memiliki jumlah sperma sedikit untuk punya anak lebih besar," kata Profesor Raul Sanches dari La Frontera University, Cile.
Walaupun metode ini berpeluang dipakai untuk pria pengidap HIV positif untuk memiliki anak yang sehat tanpa khawatir akan tertular virus, tetapi para ilmuwan masih akan melakukan penelitian lebih dalam untuk memastikan apakah residu virus HIV tidak akan tertinggal dalam sperma.(kompas.com)
Karena dibekukan secara cepat, kemampuan sperma untuk berenang menuju sel telur menjadi lebih efisien dibandingkan dengan teknik pembekuan sperma konvensional. Dengan teknik pembekuan sperma yang saat ini banyak dipakai, kemampuan aktivitas sperma hanya bisa dipertahankan 30-40 persen. Dengan metode vitrifikasi, aktivitasnya meningkat menjadi 80 persen.
Sebenarnya vitrifikasi bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran. Metode ini sudah dipakai untuk membekukan sel telur dan embrio sehingga bisa dipakai kemudian dalam teknik bayi tabung. Ketika dicairkan, ternyata kebanyakan sel telur dan embrio lebih bertahan dengan vitrifikasi dibandingkan teknik pembekuan lambat.
Ternyata ketika metode ini dipakai untuk membekukan sperma, angka keberhasilannya cukup tinggi. "Hasil riset menunjukkan, aktivitas sperma bisa dijaga lewat vitrifikasi sehingga kemungkinan pria yang memiliki jumlah sperma sedikit untuk punya anak lebih besar," kata Profesor Raul Sanches dari La Frontera University, Cile.
Walaupun metode ini berpeluang dipakai untuk pria pengidap HIV positif untuk memiliki anak yang sehat tanpa khawatir akan tertular virus, tetapi para ilmuwan masih akan melakukan penelitian lebih dalam untuk memastikan apakah residu virus HIV tidak akan tertinggal dalam sperma.(kompas.com)