Inilah Pendeta Yang Menyuruh Membakar Alqur'an Itu Pada Tanggal 11 September
Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus menekan pimpinan sebuah gereja kecil di Florida yang hendak membakar Alquran pada peringatan peristiwa 11 September.
Pemerintah memperingatkan perbuatan tersebut dapat membahayakan pasukan dan warga AS di belahan dunia manapun.
Namun meskipun telah mendapat peringatan dari pemerintah, Pendeta Terry Jones pemimpin dari gereja Dove World Outreach menyatakan, dirinya akan tetap melakukan rencananya. Menurut Jones, konstitusi AS memungkinkan dirinya untuk secara publik membakar Alquran.
Sebelumnya Jenderal David Patreus melalui emailnya menyatakan, jika gambaran tentang pembakaran Alquran, dapat digunakan oleh kelompok radikal untuk menyulut di Afghanistan untuk melakukan perekrutan.
Opini Patreaus ini amatlah jarang dikeluarkan oleh seorang pimpinan militer AS, yang mengomentari masalah domestik negaranya.
"AS tidak boleh menahan diri lagi. Sudah waktunya untuk negara ini memberikan pesan kepada kelompok Islam radikal, jika negara ini tidak akan mentolerir sikap radikal mereka," ungkap Pendeta Terry Jones seperti dikutip Associated Press, Rabu (8/9/2010).
Sementara pihak Kementerian Luar Negeri AS yang diwakili oleh juru bicara P.J. Crowley berharap, jika rakyat Amerika akan bertindak dan mengecam rencana dari gereja tersebut.
"Ini merupakan sebuah bentuk provokasi. rakyat Amerika harus bangkit melawan ini dan mengatakan jika keinginnya (Terry Jones) tidak sesuai dengan nilai-nilai rakyat Amerika," ungkap Crowley.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton turut memperhatikan masalah ini. Clinton merasa terharu dengan kecaman yang jelas dinyatakan oleh para pemimpin agama di Amerika.
Jones sendiri mengklaim jika dirinya telah mendapatkan lebih dari 100 surat ancaman kematian. Namun menurut Clinton ancaman itu datang dari dirinya sendiri, yang mengumumkan rencana pembakaran Alquran sejak Juli lalu.(okezone.com)
Pemerintah memperingatkan perbuatan tersebut dapat membahayakan pasukan dan warga AS di belahan dunia manapun.
Namun meskipun telah mendapat peringatan dari pemerintah, Pendeta Terry Jones pemimpin dari gereja Dove World Outreach menyatakan, dirinya akan tetap melakukan rencananya. Menurut Jones, konstitusi AS memungkinkan dirinya untuk secara publik membakar Alquran.
Sebelumnya Jenderal David Patreus melalui emailnya menyatakan, jika gambaran tentang pembakaran Alquran, dapat digunakan oleh kelompok radikal untuk menyulut di Afghanistan untuk melakukan perekrutan.
Opini Patreaus ini amatlah jarang dikeluarkan oleh seorang pimpinan militer AS, yang mengomentari masalah domestik negaranya.
"AS tidak boleh menahan diri lagi. Sudah waktunya untuk negara ini memberikan pesan kepada kelompok Islam radikal, jika negara ini tidak akan mentolerir sikap radikal mereka," ungkap Pendeta Terry Jones seperti dikutip Associated Press, Rabu (8/9/2010).
Sementara pihak Kementerian Luar Negeri AS yang diwakili oleh juru bicara P.J. Crowley berharap, jika rakyat Amerika akan bertindak dan mengecam rencana dari gereja tersebut.
"Ini merupakan sebuah bentuk provokasi. rakyat Amerika harus bangkit melawan ini dan mengatakan jika keinginnya (Terry Jones) tidak sesuai dengan nilai-nilai rakyat Amerika," ungkap Crowley.
Menteri Luar Negeri Hillary Clinton turut memperhatikan masalah ini. Clinton merasa terharu dengan kecaman yang jelas dinyatakan oleh para pemimpin agama di Amerika.
Jones sendiri mengklaim jika dirinya telah mendapatkan lebih dari 100 surat ancaman kematian. Namun menurut Clinton ancaman itu datang dari dirinya sendiri, yang mengumumkan rencana pembakaran Alquran sejak Juli lalu.(okezone.com)