Kaki Gajah Membuat Enok Tak Bisa Berjalan Jauh
"Kalau jalan masih bisa, tapi terasa berat. Ya, sekarang paling jauh di daerah-daerah sini aja. Kalau jalan lebih jauh lagi, gak kuat," kata Enok kepada wartawan di kediamannya, Gang Madrasah No 23, RT 6 RW 3 Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Minggu (29/11/2009). Saat itu, Enok tampak didampingi Aci Sutarsih (83), ibunya.
Menurut Enok, selama menderita kaki gajah, ia tetap mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa. Namun, kata dia, porsi pekerjaannya dikurangi. Sebelumnya, ia bisa bersih-bersih rumah. Sekarang, kata dia, paling hanya cuci piring di dapur saja.
"Saya tetap mengerjakan pekerjaan sehari-hari di dapur. Memang kalau dulu, saya biasa membersihkan rumah. Tapi kalau sekarang, tidak lagi. Saya lebih banyak mengerjakan pekerjaan dapur, seperti cuci piring. Itu juga tidak terlalu lama. Kalau kelamaan badan suka jadi dingin," kata Enok.
Enok sendiri mengaku sudah menderita sakit sejak 7 tahun lalu. Namun, kata dia, waktu itu hanya penyakit kulit biasa. Penyakit kaki gajah yang dideritanya, lanjut Enok, baru dirasakan sekitar tahun 2005 atau empat tahun lalu.
"Biasanya kalau abis cuci piring, badan suka jadi dingin. Apalagi kalau nyucinya kelamaan. Makanya, kalau sudah begitu, saya suka langsung berhenti mencuci, dan istirahat," kata Enok dengan menggunakan bahasa sunda.
Kedua kaki Enok tampak dililit perban. Menurutnya, lilitan perban tersebut atas perintah dokter. Ia sendiri mengaku tidak tahu, kenapa kakinya harus dibalut perban.(okezone.com)