Louis Braille, Membukakan Dunia Melalui Tulisan
Louis Braille mengalami kerusakan pada salah satu matanya ketika berusia 3 tahun. Waktu itu secara tidak sengaja dia menikam matanya sendiri dengan alat pembuat lubang dari perkakas kerja ayahnya. Kemudian mata yang satunya terkena sympathetic ophthalmia, sejenis infeksi yang terjadi karena kerusakan mata yang lainnya.
Beruntung pada usia 10 tahun sebuah sekolah bagi anak-anak tunanetra dibuka di Paris, yaitu Royal Institution for Blind Youth, dan Louis Braille mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sana. Sekolah ini hanya mempunyai 14 buah buku bagi murid-muridnya, dan mereka juga tidak diajarkan menulis. Buku yang hanya 14 buah inipun sangat berat karena menggunakan huruf biasa yang dicetak timbul.
Tahun 1821, Louis Braille berkenalan dengan Charles Barbier yang memperkenalkannya pada “Night Writing”, sebuah sistem dengan 12 titik yang biasa digunakan para serdadu di medan perang untuk bisa berkomunikasi tanpa suara. Tahun itu juga Louis Braille mencoba menyederhanakan titik timbul tersebut menjadi 6 titik saja, sistem yang sekarang kita kenal sebagai abjad Braille. Kalau huruf Barbier berdasarkan 12 titik dan berkorelasi dengan suara, maka huruf Braille menggunakan enam titik dan berkorelasi dengan huruf. Hasil temuannya ini disempurnakannya pada usia 15 tahun. Bahkan kemudian Braille juga menemukan alat Rapigraphy yang memungkinkan komunikasi bagi orang dengan penglihatan berbeda ini dengan mereka yang memiliki indera penglihatan biasa.
sumber :
http://www.wikimu.com/