Tak Peduli Kecaman Dunia, Korut Nekat Luncurkan Roket Balistik
SEOUL - Korea Utara (Korut) benar-benar tak peduli dengan kecaman dunia internasional. Setelah sempat tertunda karena cuaca Sabtu (4/4) lalu, kemarin Korut akhirnya meluncurkan roket yang mengusung satelit komunikasi Kwangmyongsong-2. Aksi nekat itu kontan mengundang amarah Washington, Tokyo, dan Seoul yang sejak awal mengimbau Pyongyang mengurungkan rencana tersebut.
Roket canggih yang juga mampu mengusung rudal balistik berhulu ledak nuklir Taepodong-2 itu ditembakkan sekitar pukul 11.30 waktu setempat (sekitar pukul 09.30 WIB) dari landasan Musudan-ri, sebelah timur laut Korut. Mengarah ke Samudera Pasifik, dalam waktu tujuh menit roket itu sudah memasuki zona udara Jepang. ”Tidak ada serpihan roket yang jatuh ke kawasan kami. Karena itu, kami tidak melepaskan tembakan,” terang pemerintah Jepang dalam keterangan tertulisnya kemarin (5/4).
Empat jam kemudian, Korut menerbitkan pengumuman yang menyatakan bahwa roket Unha-2 telah sukses diluncurkan sambil mengusung satelit komunikasi Kwangmyongsong-2. Dalam waktu sembilan menit, satelit itu sudah mencapai orbitnya dan mulai mengitari bumi. ”Satelit tersebut memancarkan lagu revolusi Lagu untuk Jenderal Kim Il Sung dan Lagu untuk Jenderal Kim Jong Il,” sebut pemerintah Korut seperti dirilis Korean Central News Agency (KCNA).
Namun, militer Amerika Serikat (AS) yang memantau ketat aktivitas Korut selama sepekan terakhir menyebut tidak ada objek yang memasuki orbit. Mereka mencurigai peluncuran itu sebagai kedok uji coba misil jarak jauh. Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara dan Komando Wilayah Utara AS menyatakan bahwa roket Korut menjatuhkan serpihan di perairan Korea dan Jepang. “Bagian pertama roket jatuh di wilayah perairan antara Korea-Jepang. Sedangkan dua bagian lain jatuh di Samudera Pasifik,” tulis mereka dalam rilisnya.
Aksi Korut itu langsung direaksi keras Presiden AS Barack Obama. Dari Praha, Republik Ceko, pemimpin 47 tahun itu mengecam Korut dan menegaskan bahwa langkah provokatif tersebut mengancam keamanan seluruh negara di dunia. Baik yang dekat maupun yang jauh dari Korut. “Korut telah mengabaikan tanggung jawab internasionalnya dan juga seruan dunia. Dengan cara demikian, mereka semakin mengucilkan diri dari masyarakat internasional,” tandas Obama.
Reaksi senada ditunjukkan Perdana Menteri (PM) Jepang Taro Aso. “Ini benar-benar tindakan provokatif yang tidak bisa dimaafkan,” serunya dari Tokyo. Jubir Jepang di PBB Yutaka Arima langsung mengusulkan rapat darurat 15 negara anggota Dewan Keamanan (DK). Sebagai ketua bergilir DK PBB bulan ini, Meksiko merespons positif ajakan tersebut. “Rapat darurat diagendakan pukul 15:00 nanti (hari ini pukul 02:00 WIB) di markas PBB di New York,” kata Jubir Meksiko Marco Morales.
Dari Paris, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga menyesalkan peluncuran roket Korut tersebut. Apalagi, masyarakat internasional sudah menegaskan keberatan mereka. “Mempertimbangkan kelabilan kawasan tersebut, termasuk macetnya perundingan enam negara, saya menyesalkan aksi Korut. Peluncuran roket bukanlah tindakan yang kondusif untuk mendukung dialog atau perdamaian dan keamanan regional,” paparnya dalam pernyataan resmi.
Dengan meluncurkan roket canggihnya, Korut secara nyata telah melanggar Resolusi 1718 DK PBB. Sesuai dokumen tersebut, DK PBB melarang Korut melakukan segala jenis aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik. Meski yang diluncurkan kemarin (5/4) tidak membawa rudal, roket berteknologi mutakhir tersebut mampu mengusung Taepodong-2. Secara teori, daya dorong roket tersebut mampu mengantarkan objek yang diusungnya mencapai Alaska atau Hawaii.
Jika AS dan sekutunya meradang, Tiongkok dan Rusia yang disebut-sebut sebagai mitra Korut mengimbau masyarakat internasional untuk tenang. Beijing yang diramalkan bakal menggunakan hak veto untuk membela Pyongyang dalam rapat darurat DK PBB nanti, menawarkan diri sebagai penengah. Mereka berjanji melakukan upaya konstruktif untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Sedangkan Rusia yang berbagi perbatasan dengan Korut meminta seluruh negara menahan diri. “Kami harap masyarakat internasional bisa lebih tenang dan objektif dalam menghadapi situasi ini,” terang Kementerian Luar Negeri Rusia kemarin (5/4). Moskow juga meminta negara-negara lain untuk mempercayai pernyataan Pyongyang bahwa tujuan peluncuran roket itu adalah murni program luar angkasa.
Roket canggih yang juga mampu mengusung rudal balistik berhulu ledak nuklir Taepodong-2 itu ditembakkan sekitar pukul 11.30 waktu setempat (sekitar pukul 09.30 WIB) dari landasan Musudan-ri, sebelah timur laut Korut. Mengarah ke Samudera Pasifik, dalam waktu tujuh menit roket itu sudah memasuki zona udara Jepang. ”Tidak ada serpihan roket yang jatuh ke kawasan kami. Karena itu, kami tidak melepaskan tembakan,” terang pemerintah Jepang dalam keterangan tertulisnya kemarin (5/4).
Empat jam kemudian, Korut menerbitkan pengumuman yang menyatakan bahwa roket Unha-2 telah sukses diluncurkan sambil mengusung satelit komunikasi Kwangmyongsong-2. Dalam waktu sembilan menit, satelit itu sudah mencapai orbitnya dan mulai mengitari bumi. ”Satelit tersebut memancarkan lagu revolusi Lagu untuk Jenderal Kim Il Sung dan Lagu untuk Jenderal Kim Jong Il,” sebut pemerintah Korut seperti dirilis Korean Central News Agency (KCNA).
Namun, militer Amerika Serikat (AS) yang memantau ketat aktivitas Korut selama sepekan terakhir menyebut tidak ada objek yang memasuki orbit. Mereka mencurigai peluncuran itu sebagai kedok uji coba misil jarak jauh. Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara dan Komando Wilayah Utara AS menyatakan bahwa roket Korut menjatuhkan serpihan di perairan Korea dan Jepang. “Bagian pertama roket jatuh di wilayah perairan antara Korea-Jepang. Sedangkan dua bagian lain jatuh di Samudera Pasifik,” tulis mereka dalam rilisnya.
Aksi Korut itu langsung direaksi keras Presiden AS Barack Obama. Dari Praha, Republik Ceko, pemimpin 47 tahun itu mengecam Korut dan menegaskan bahwa langkah provokatif tersebut mengancam keamanan seluruh negara di dunia. Baik yang dekat maupun yang jauh dari Korut. “Korut telah mengabaikan tanggung jawab internasionalnya dan juga seruan dunia. Dengan cara demikian, mereka semakin mengucilkan diri dari masyarakat internasional,” tandas Obama.
Reaksi senada ditunjukkan Perdana Menteri (PM) Jepang Taro Aso. “Ini benar-benar tindakan provokatif yang tidak bisa dimaafkan,” serunya dari Tokyo. Jubir Jepang di PBB Yutaka Arima langsung mengusulkan rapat darurat 15 negara anggota Dewan Keamanan (DK). Sebagai ketua bergilir DK PBB bulan ini, Meksiko merespons positif ajakan tersebut. “Rapat darurat diagendakan pukul 15:00 nanti (hari ini pukul 02:00 WIB) di markas PBB di New York,” kata Jubir Meksiko Marco Morales.
Dari Paris, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga menyesalkan peluncuran roket Korut tersebut. Apalagi, masyarakat internasional sudah menegaskan keberatan mereka. “Mempertimbangkan kelabilan kawasan tersebut, termasuk macetnya perundingan enam negara, saya menyesalkan aksi Korut. Peluncuran roket bukanlah tindakan yang kondusif untuk mendukung dialog atau perdamaian dan keamanan regional,” paparnya dalam pernyataan resmi.
Dengan meluncurkan roket canggihnya, Korut secara nyata telah melanggar Resolusi 1718 DK PBB. Sesuai dokumen tersebut, DK PBB melarang Korut melakukan segala jenis aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik. Meski yang diluncurkan kemarin (5/4) tidak membawa rudal, roket berteknologi mutakhir tersebut mampu mengusung Taepodong-2. Secara teori, daya dorong roket tersebut mampu mengantarkan objek yang diusungnya mencapai Alaska atau Hawaii.
Jika AS dan sekutunya meradang, Tiongkok dan Rusia yang disebut-sebut sebagai mitra Korut mengimbau masyarakat internasional untuk tenang. Beijing yang diramalkan bakal menggunakan hak veto untuk membela Pyongyang dalam rapat darurat DK PBB nanti, menawarkan diri sebagai penengah. Mereka berjanji melakukan upaya konstruktif untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Sedangkan Rusia yang berbagi perbatasan dengan Korut meminta seluruh negara menahan diri. “Kami harap masyarakat internasional bisa lebih tenang dan objektif dalam menghadapi situasi ini,” terang Kementerian Luar Negeri Rusia kemarin (5/4). Moskow juga meminta negara-negara lain untuk mempercayai pernyataan Pyongyang bahwa tujuan peluncuran roket itu adalah murni program luar angkasa.
sumber:
http://kunyilnet.wordpress.com/
http://kunyilnet.wordpress.com/