Kurang Tidur Picu Serangan Jantung dan Stroke
Orang-orang yang berusia 60-an dan 70-an yang mempunyai tekanan darah tinggi juga pasti ingin tidur nyenyak.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa jika mereka tidur kurang dari 7.5 jam setiap malam, maka mereka mempunyai risiko lebih besar mengalami serangan jantung, stroke, serta kematian tiba-tiba akibat penyakit jantung dibandingkan dengan teman seusia mereka yang tidur lebih lama.
Risikonya bahkan lebih besar jika mereka kurang tidur dan cenderung mempunyai tekanan darah tinggi di malam hari. Sebagian besar orang yang sehat, mengalami penurunan tekanan darah di waktu tidur.
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan di Archive of Internal Medicine, mengatakan bahwa mereka yang mempunyai jam tidur terbatas dan sering terbangun mempunyai risiko 4 kali lebih banyak mengalami serangan jantung dan stroke.
Tidak jelas apakah kurang tidur disebabkan oleh insomnia atau masalah-masalah lainnya, atau seberapa lama sebenarnya para objek penelitian menghabiskan waktunya untuk tidur nyenyak. (Atau apakah mereka mengkonsumsi obat tidur.)
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Kazuo Eguchi, M.D., Ph.D., dari Universitas Jichi Medical di Jepang, menanyai 1.255 laki-laki dan perempuan penderita darah tinggi berapa banyak waktu yang mereka habiskan di tempat tidur (bukan berapa banyak waktu yang sebenarnya mereka habiskan untuk tidur), dan kemudian memonitor tekanan darah mereka selama 24 jam.
Mereka yang tidur kurang dari 7.5 jam, mempunyai kemungkinan 1.7 kali lebih besar terserang penyakit jantung dalam dua tahun ke depan, sedangkan mereka yang hanya tidur sedikit dan mempunyai pola tekanan darah tinggi mempunyai risiko 4.43 kali lebih besar.
Jenis studi seperti ini tidak dapat membedakan apakah meminta orang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur akan membuat tidur lebih nyenyak atau mempunyai risiko yang lebih rendah terhadap penyakit-penyakit tersebut. Tetapi, para peneliti benar-benar mengetahui bahwa kurang tidur dapat mengubah ritme beberapa proses tubuh.
"Ada banyak hal yang terjadi selama kita tidur," kata Kristen Knutson, Ph.D., peneliti tidur dari Universitas Chicago yang tidak terlibat dengan penelitian Dr.Eguchi.
"Kami berpikir bahwa apa pun yang terjadi di otak, dalam tubuh, membantu menjaga proses-proses endokrin, metabolik, kardiovaskular."
Berapa banyak tidur yang sebetulnya Anda butuhkan?
Dalam penelitian pribadinya, Knutson telah menunjukkan bahwa orang muda sehat yang kurang tidur mengalami gangguan sistim metabolisme glukosa, peningkatan selera makan dan tekanan darah. Masalah akan benar-benar muncul saat orang tidur kurang dari 6 jam, hal ini dapat menurunkan detak jantung, kata Knutson.
7-8 jam merupakan jumlah jam tidur yang cocok bagi sebagian besar orang. Sedangkan, orang yang berusia lanjut sering tidur kurang dari itu, kata Knutson. Hal ini bukan karena mereka membutuhkan julah jam tidur yang kurang dari itu, tetapi karena mereka sulit tidur dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda. (Beberapa peneliti percaya bahwa jam tidur yang menurun seiring dengan pertambahan usia merupakan bagian normal dari proses penuaan.)
Menurut para ahli, terlepas dari masalah usia, mendapatkan tidur nyenyak pada saat sekarang ini jauh lebih sulit daripada sebelumnya. "Ada begitu banyak permintaan pada saat sekarang ini; kebutuhan kita semakin banyak dan beragam," kata James E. Gangwisch, Ph.D., seorang asisten profesor di Pusat Kesehatan Universitas Columbia, di New York City.
Menjaga kebersihan di lingkungan serta kamar tidur, juga menghindari menonton TV dan menggunakan internet di malam hari dapat membantu setiap orang untuk tidur nyenyak, kata para ahli.
Menjauhlah dari kaffein dan alkohol pada malam hari, cukup olahraga pada siang hari, mematuhi jadwal tidur, memastikan area tidur dalam keadaan gelap dan sunyi serta kelembaban udara yang nyaman, juga menyediakan waktu yang cukup untuk berada di tempat tidur dapat membantu Anda tidur nyenyak dan mendapat jumlah jam tidur yang cukup.
Pola terbangun pada saat tidur telah dihubungkan dengan penyakit jantung oleh para peneliti sejak tahun 1990-an. Akan tetapi, tidak jelas bagaimana pola ini berhubungan dengan tidur seseorang serta apakah ini merupakan penyebab masalah-masalah jantung, gejala masalah jantung, atau keduanya.
Peningkatan tekanan darah pada malam hari merupakan efek dari siklus tidur yang lebih pendek, jadi sistem jantung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk beristirahat, menurunkan tekanan darah, kata Gangwisch, yang telah mempelajari durasi tidur dan kematian namun tidak terlibat dalam penelitian Dr. Eguchi.
"Hal ini membuat sistem kardiovaskular beroperasi pada keseimbangan tekanan yang lebih tinggi," terangnya. Karena jantung dan pembuluh darah harus bekerja lebih keras, hal ini memicu ketegangan pada dinding pembuluh darah dan pembengkakan kamar pompa jantung utama.
sumber :
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/?ar_id=Nzc3
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa jika mereka tidur kurang dari 7.5 jam setiap malam, maka mereka mempunyai risiko lebih besar mengalami serangan jantung, stroke, serta kematian tiba-tiba akibat penyakit jantung dibandingkan dengan teman seusia mereka yang tidur lebih lama.
Risikonya bahkan lebih besar jika mereka kurang tidur dan cenderung mempunyai tekanan darah tinggi di malam hari. Sebagian besar orang yang sehat, mengalami penurunan tekanan darah di waktu tidur.
Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan di Archive of Internal Medicine, mengatakan bahwa mereka yang mempunyai jam tidur terbatas dan sering terbangun mempunyai risiko 4 kali lebih banyak mengalami serangan jantung dan stroke.
Tidak jelas apakah kurang tidur disebabkan oleh insomnia atau masalah-masalah lainnya, atau seberapa lama sebenarnya para objek penelitian menghabiskan waktunya untuk tidur nyenyak. (Atau apakah mereka mengkonsumsi obat tidur.)
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Kazuo Eguchi, M.D., Ph.D., dari Universitas Jichi Medical di Jepang, menanyai 1.255 laki-laki dan perempuan penderita darah tinggi berapa banyak waktu yang mereka habiskan di tempat tidur (bukan berapa banyak waktu yang sebenarnya mereka habiskan untuk tidur), dan kemudian memonitor tekanan darah mereka selama 24 jam.
Mereka yang tidur kurang dari 7.5 jam, mempunyai kemungkinan 1.7 kali lebih besar terserang penyakit jantung dalam dua tahun ke depan, sedangkan mereka yang hanya tidur sedikit dan mempunyai pola tekanan darah tinggi mempunyai risiko 4.43 kali lebih besar.
Jenis studi seperti ini tidak dapat membedakan apakah meminta orang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur akan membuat tidur lebih nyenyak atau mempunyai risiko yang lebih rendah terhadap penyakit-penyakit tersebut. Tetapi, para peneliti benar-benar mengetahui bahwa kurang tidur dapat mengubah ritme beberapa proses tubuh.
"Ada banyak hal yang terjadi selama kita tidur," kata Kristen Knutson, Ph.D., peneliti tidur dari Universitas Chicago yang tidak terlibat dengan penelitian Dr.Eguchi.
"Kami berpikir bahwa apa pun yang terjadi di otak, dalam tubuh, membantu menjaga proses-proses endokrin, metabolik, kardiovaskular."
Berapa banyak tidur yang sebetulnya Anda butuhkan?
Dalam penelitian pribadinya, Knutson telah menunjukkan bahwa orang muda sehat yang kurang tidur mengalami gangguan sistim metabolisme glukosa, peningkatan selera makan dan tekanan darah. Masalah akan benar-benar muncul saat orang tidur kurang dari 6 jam, hal ini dapat menurunkan detak jantung, kata Knutson.
7-8 jam merupakan jumlah jam tidur yang cocok bagi sebagian besar orang. Sedangkan, orang yang berusia lanjut sering tidur kurang dari itu, kata Knutson. Hal ini bukan karena mereka membutuhkan julah jam tidur yang kurang dari itu, tetapi karena mereka sulit tidur dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda. (Beberapa peneliti percaya bahwa jam tidur yang menurun seiring dengan pertambahan usia merupakan bagian normal dari proses penuaan.)
Menurut para ahli, terlepas dari masalah usia, mendapatkan tidur nyenyak pada saat sekarang ini jauh lebih sulit daripada sebelumnya. "Ada begitu banyak permintaan pada saat sekarang ini; kebutuhan kita semakin banyak dan beragam," kata James E. Gangwisch, Ph.D., seorang asisten profesor di Pusat Kesehatan Universitas Columbia, di New York City.
Menjaga kebersihan di lingkungan serta kamar tidur, juga menghindari menonton TV dan menggunakan internet di malam hari dapat membantu setiap orang untuk tidur nyenyak, kata para ahli.
Menjauhlah dari kaffein dan alkohol pada malam hari, cukup olahraga pada siang hari, mematuhi jadwal tidur, memastikan area tidur dalam keadaan gelap dan sunyi serta kelembaban udara yang nyaman, juga menyediakan waktu yang cukup untuk berada di tempat tidur dapat membantu Anda tidur nyenyak dan mendapat jumlah jam tidur yang cukup.
Pola terbangun pada saat tidur telah dihubungkan dengan penyakit jantung oleh para peneliti sejak tahun 1990-an. Akan tetapi, tidak jelas bagaimana pola ini berhubungan dengan tidur seseorang serta apakah ini merupakan penyebab masalah-masalah jantung, gejala masalah jantung, atau keduanya.
Peningkatan tekanan darah pada malam hari merupakan efek dari siklus tidur yang lebih pendek, jadi sistem jantung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk beristirahat, menurunkan tekanan darah, kata Gangwisch, yang telah mempelajari durasi tidur dan kematian namun tidak terlibat dalam penelitian Dr. Eguchi.
"Hal ini membuat sistem kardiovaskular beroperasi pada keseimbangan tekanan yang lebih tinggi," terangnya. Karena jantung dan pembuluh darah harus bekerja lebih keras, hal ini memicu ketegangan pada dinding pembuluh darah dan pembengkakan kamar pompa jantung utama.
sumber :
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/?ar_id=Nzc3