36 Strategi China Klasik untuk Sukses
(Sumber: Buku The Best of Chinese Strategies oleh Leman)
Sebenarnya, secara sadar atau tidak sadar, para pengusaha yang sukses telah banyak
menggunakan dan memanfaatkan ke-36 Strategi China Klasik yang telah berumur ribuan tahun dalam mencapai tujuan mereka. Mulai dari perusahaan kecil, bahkan perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Oracle.
Dengan filosofi menghindari kompetisi langsung adalah cara yang paling cerdik dalam
berkompetisi, dikelompokkan menjadi:
Indirect Action Strategies
Ada 6 strategi dalam kelompok ini yang menekankan bagaimana melakukan tindakan aksi dan
perlawanan secara tidak langsung untuk memenangkan persaingan. Contoh ketika Garuda diserang oleh budget airline, ia tidak latah ikut menurunkan harga, tetapi bersaing secara tidak langsung dengan memperkenalkan Citilink dengan harga tiket yang lebih murah. Dan ketika Sosro dihadang oleh Tekita yang menawarkan benefit ukuran yang lebih besar, Sosro melayaninya dengan membuat merek baru S-tee.
Continous Change Strategies
Ada 3 strategi dalam kelompok ini yang menekankan pentingnya memasuki dan menciptakan pasar baru dengan memanfaatkan momentum yang tepat. Hal senada juga diungkapkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam buku Positioning: The Battle for Your Mind. Mereka menekankan untuk menjadi leader sangat penting memasuki benak prospek sebagai yang pertama (it’s better to be first than to be bette).
Wu Wei (”No-Action”)
Ada 6 strategi dalam kelompok ini yang menekankan dan mengajarkan bagaimana mendapatkan hasil lebih dengan upaya yang seminimal mungkin. Bahkan “no-action”, seperti salah satu perusahaan ritel menerapkan salah satu strategi dalam kelompok ini. Untuk mendapatkan harga yang wajar, perusahaan tersebut tidak perlu turun tangan mencek harga-harga ke kompetitor. Ia cukup menggunakan tag line, “Bila Anda menemukan harga yang lebih murah, kami kembalikan selisihnya”.
Confusion Strategies
Ada 3 strategi dalam kelompok ini yang menekankan bagaimana kita memanfaatkan momentum walaupun dalam keadaan kirtis, kacau, bencana dan sebagainya untuk meraih keuntungan. Bahkan “bencana” yang menimpa kompetitor, seperti ditariknya produk dari pasaran harus menjadi perhatian kita, untuk segera mengisi kekosongan dan memanfaatkan momentum tersebut untuk menciptakan awareness.
Deception Strategies
Walaupun mengandung makna negatif, jika diaplikasikan dalam kerangka hukum adalah sah-sah saja. Ada 6 strategi dalam kelompok ini. Salah satunya yaitu meniru yang dikenal dengan istilah “me-too”.
Winning Strategies
Ada 2 strategi dalam kelompok ini yang menekankan justru dalam posisi puncak, posisi sukses kita harus lebih waspada, harus lebih menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan yang telah mengantarkan kita ke posisi tersebut. Misalnya dengan program loyalitas pelanggan untuk tetap maintaining performa perusahaan.
Confrontation Strateges
Dengan memiliki kekuatan lebih yang diperoleh dari partner, relasi dan sekutu Anda bisa bersaing secara langsung dengan kompetitor. Ada 2 strategi dalam kelompok ini.
Desperate Strategies
Anda tidak mungkin selamanya menang, atau Anda tidak mungkin selamanya berkuasa. Bagaimana Anda menyikapi hal-hal tersebut ketika dalam keadaan terdesak ? Ada 7 strategi yang bisa dipelajari dalam kelompok ini.
The Strategy of Linking Strategies
Ada kalanya satu strategi saja tidak cukup untuk mendapatkan hasil optimal, oleh sebab itu perusahaan harus menggabungkan beberapa strategi secara bersamaan atau berurutan untuk saling bersinergi.