Bahasa Gaul Koruptor
KORUPTOR PUN PUNYA BAHASA GAUL SENDIRI
Bapak Ibu Guru dan Rektor serta Tailor dan Baju
Kongkalikong antara para koruptor untuk mengelabuhi aksi menguras uang rakyat kini semakin menggila saja. Banyak kode dan kata sandi yang digunakan untuk menyamarkan kegiatan haram mereka. Tampaknya bahasa gaul tidak hanya ngetrend di kalangan anak muda masa kini pada umumnya, tetapi juga menjangkiti para koruptor yang hendak memuluskan aksi korupsi mereka agar tidak terlacak atau diketahui para aparat penegak hukum.
Seperti telah diberitakan di berbagai media tentang upaya Artalyta Suryani untuk kembali berhubungan telepon dengan jaksa Urip Tri Gunawan yang bahkan dilakukannya meski telah berada di pengapnya udara dalam penjara. Keduanya membuat kode-kode tertentu dalam percakapannya guna merancang strategi dan skenario dalam sidang kasusnya.
Dalam pembicaraannya, Ibu Artalyta dan Bapak Urip menyamarkan diri sebagai seorang Ibu Bapak Guru. Sementara itu, kelima hakim diibaratkan menjadi lima orang Rektor, hehehe....
Yang terkini adalah kasus korupsi salah satu wakil rakyat di Gedung Dewan, yang juga adalah suami salah satu biduanita Dangdut, Kristina. Siapa lagi kalau bukan Al Amin Nur Nasution. Salah satu anggota dewan yang kini telah menjadi terdakwa dalam kasus suap terkait pengalihfungsian hutan lindung di Bintang itu berkomunikasi dengan salah satu rekan sesama penghuni gedung dewan di Senayan dengan menggunakan kode-kode dan kata sandi tertentu.
Al Amin dan Sujud Suradjuddin menggunakan kode tailor dan baju dalam percakapan yang mereka lakukan melalui layanan pesan singkat SMS. Berikut ini kutipan pesan singkatnya,
"Fren, baju yang 25 buah itu sudah ada. Siapa nanti yang ambil? Atau simpan dulu? Terserah, semoga selamat sampai tujuan"".
"Maaf Pak, jangan jauh-jauh. Ntar ada yang antar, tailor, mau antar baju lagi".
Dan ada pula SMS seperti ini, "Eh, tailor itu jahitannya sempit".
Hmm... Kalau arti kode tailor-baju itu adalah uang. Maka 25 buah baju artinya bisa saja uang sebanyak Rp 25 juta. Hnahhhh, sekarang permasalahannya kalo persepsi kita sebagai orang awam yang belum tahu arti sebenarnya dari kode kata sandi yang dipakai Amin dan Sujud itu lantas kemudian mencoba mengartikan kode tailor-baju itu dengan menganalisa kejadian tentang 'wanita penghibur' yang dipakai sebagai bonus suap yang diterima Al Amin, wah bisa gawattttt... Hehehe..
Maka arti kode itu akan menjadi seperti ini, tailor adalah pengirim bonus wanita, baju adalah wanita penghibur, jahitan adalah 'liang kenikmatan' sang wanita (baca = vagina). Hmmm...
Entah, kita akan melihat dagelan seperti apa lagi di negeri surga para koruptor ini..... Rakyat kecil miskin aja bisa membunuh lantaran terdesak kebutuhan ekonomi aja bisa kena hukuman mati. Lantas kenapa para koruptor yang jelas-jelas merugikan negara hanya mendapat hukuman ringan, beberapa tahun di penjara dan kemudian bebas... Rasanya kok tidak adil sekali ya...
Bapak Ibu Guru dan Rektor serta Tailor dan Baju
Kongkalikong antara para koruptor untuk mengelabuhi aksi menguras uang rakyat kini semakin menggila saja. Banyak kode dan kata sandi yang digunakan untuk menyamarkan kegiatan haram mereka. Tampaknya bahasa gaul tidak hanya ngetrend di kalangan anak muda masa kini pada umumnya, tetapi juga menjangkiti para koruptor yang hendak memuluskan aksi korupsi mereka agar tidak terlacak atau diketahui para aparat penegak hukum.
Seperti telah diberitakan di berbagai media tentang upaya Artalyta Suryani untuk kembali berhubungan telepon dengan jaksa Urip Tri Gunawan yang bahkan dilakukannya meski telah berada di pengapnya udara dalam penjara. Keduanya membuat kode-kode tertentu dalam percakapannya guna merancang strategi dan skenario dalam sidang kasusnya.
Dalam pembicaraannya, Ibu Artalyta dan Bapak Urip menyamarkan diri sebagai seorang Ibu Bapak Guru. Sementara itu, kelima hakim diibaratkan menjadi lima orang Rektor, hehehe....
Yang terkini adalah kasus korupsi salah satu wakil rakyat di Gedung Dewan, yang juga adalah suami salah satu biduanita Dangdut, Kristina. Siapa lagi kalau bukan Al Amin Nur Nasution. Salah satu anggota dewan yang kini telah menjadi terdakwa dalam kasus suap terkait pengalihfungsian hutan lindung di Bintang itu berkomunikasi dengan salah satu rekan sesama penghuni gedung dewan di Senayan dengan menggunakan kode-kode dan kata sandi tertentu.
Al Amin dan Sujud Suradjuddin menggunakan kode tailor dan baju dalam percakapan yang mereka lakukan melalui layanan pesan singkat SMS. Berikut ini kutipan pesan singkatnya,
"Fren, baju yang 25 buah itu sudah ada. Siapa nanti yang ambil? Atau simpan dulu? Terserah, semoga selamat sampai tujuan"".
"Maaf Pak, jangan jauh-jauh. Ntar ada yang antar, tailor, mau antar baju lagi".
Dan ada pula SMS seperti ini, "Eh, tailor itu jahitannya sempit".
Hmm... Kalau arti kode tailor-baju itu adalah uang. Maka 25 buah baju artinya bisa saja uang sebanyak Rp 25 juta. Hnahhhh, sekarang permasalahannya kalo persepsi kita sebagai orang awam yang belum tahu arti sebenarnya dari kode kata sandi yang dipakai Amin dan Sujud itu lantas kemudian mencoba mengartikan kode tailor-baju itu dengan menganalisa kejadian tentang 'wanita penghibur' yang dipakai sebagai bonus suap yang diterima Al Amin, wah bisa gawattttt... Hehehe..
Maka arti kode itu akan menjadi seperti ini, tailor adalah pengirim bonus wanita, baju adalah wanita penghibur, jahitan adalah 'liang kenikmatan' sang wanita (baca = vagina). Hmmm...
Entah, kita akan melihat dagelan seperti apa lagi di negeri surga para koruptor ini..... Rakyat kecil miskin aja bisa membunuh lantaran terdesak kebutuhan ekonomi aja bisa kena hukuman mati. Lantas kenapa para koruptor yang jelas-jelas merugikan negara hanya mendapat hukuman ringan, beberapa tahun di penjara dan kemudian bebas... Rasanya kok tidak adil sekali ya...