Liburan
Liburan panjang kali ini tak saya sia-siakan. Jiwa petualang dan pengembara saya muncul lagi setelah sekian lama redup karena sakit yang mendera tubuh ini. Dan ini sebagian oleh-oleh foto (klik gambar untuk memperbesar) jalan-jalan saya menuju kota tuak Tuban pada liburan panjang kali ini...
Tak afdol rasanya kalau mengunjungi kota yang satu ini tanpa mencicipi mie pangsit yang rasanya aduhai membuat lidah tak berhenti bergoyang... Paduan rasa dari mie dan aksesorisnya hmm nikmat sekali... Memang inilah yang membuat saya tak bosan-bosan untuk mengunjungi kota tempat Ronggolawe dahulu pernah diakui keperkasaannya ini. Dengan harga murah meriah ditukar dengan kenikmatan mie pangsit yang kenyal di lidah, dan pangsit ayam yang kriuk-kriuk menambah riangnya suasana makan.
Kota tempat dimana Sunan Bonang dimakamkan ini memberikan sejuta pesona keindahan. Coba tengok, jika anda berkunjung ke tengah kota dimana terdapat masjid agung Tuban yang dipersolek bak sebuah bangunan di dunia fantasi nun jauh disana di kota Jakarta. Dan lihat hampir seluruh trotoar jalan kota yang dihiasi dengan keramik... Wah.. Prestisius sekali...
Persis sebelah utara masjid agung dan alun-alun disana terdapat pantai boom. Sebuah pantai yang berbentuk daratan memanjang 800 meter ke arah laut dengan lebar hanya 10- 100 meter. Sebuah tempat yang sangat PW untuk melihat sunrise di pagi hari dan sunset di petang hari... Perfect banget. Hanya saja objek wisata ini sekarang kurang terawat... Selain sampah yang tergeletak di sebarang tempat, disekitar lokasi ini konon banyak terdapat rumah-rumah tempat servis mesum... Sayang sekali...
Meninggalkan kota Tuban kita akan disuguhi banjir di wilayah Widang yang berbatasan dengan kota Babat, Lamongan. Banyak tenda yang didirikan di tepi jalan karena rumah para warga sebagian tenggelam ditelan air banjir yang tak kunjung surut. Ada juga warga yang berdiri di tepi jalan menengadahkan tangan demi bertahan hidup di tengah bencana banjir ini, berharap keikhlasan pengguna jalan untuk menyumbang sebagian harta mereka.
Tapi ada sebagian orang juga yang beroleh kesempatan dalam kesempitan bencana banjir ini. Mereka bersenjatakan pancingan ikan ditangan dan segenggam umpan ramai-ramai duduk di tepi jalan tempat kolam-kolam ikan yang kebanjiran, berharap mampu mendapatkan ikan yang lepas dari kolam-kolam tersebut... Hehe...
Dan perjalanan pengembaraan pun masih akan terus berlanjut...
Tak afdol rasanya kalau mengunjungi kota yang satu ini tanpa mencicipi mie pangsit yang rasanya aduhai membuat lidah tak berhenti bergoyang... Paduan rasa dari mie dan aksesorisnya hmm nikmat sekali... Memang inilah yang membuat saya tak bosan-bosan untuk mengunjungi kota tempat Ronggolawe dahulu pernah diakui keperkasaannya ini. Dengan harga murah meriah ditukar dengan kenikmatan mie pangsit yang kenyal di lidah, dan pangsit ayam yang kriuk-kriuk menambah riangnya suasana makan.
Kota tempat dimana Sunan Bonang dimakamkan ini memberikan sejuta pesona keindahan. Coba tengok, jika anda berkunjung ke tengah kota dimana terdapat masjid agung Tuban yang dipersolek bak sebuah bangunan di dunia fantasi nun jauh disana di kota Jakarta. Dan lihat hampir seluruh trotoar jalan kota yang dihiasi dengan keramik... Wah.. Prestisius sekali...
Persis sebelah utara masjid agung dan alun-alun disana terdapat pantai boom. Sebuah pantai yang berbentuk daratan memanjang 800 meter ke arah laut dengan lebar hanya 10- 100 meter. Sebuah tempat yang sangat PW untuk melihat sunrise di pagi hari dan sunset di petang hari... Perfect banget. Hanya saja objek wisata ini sekarang kurang terawat... Selain sampah yang tergeletak di sebarang tempat, disekitar lokasi ini konon banyak terdapat rumah-rumah tempat servis mesum... Sayang sekali...
Meninggalkan kota Tuban kita akan disuguhi banjir di wilayah Widang yang berbatasan dengan kota Babat, Lamongan. Banyak tenda yang didirikan di tepi jalan karena rumah para warga sebagian tenggelam ditelan air banjir yang tak kunjung surut. Ada juga warga yang berdiri di tepi jalan menengadahkan tangan demi bertahan hidup di tengah bencana banjir ini, berharap keikhlasan pengguna jalan untuk menyumbang sebagian harta mereka.
Tapi ada sebagian orang juga yang beroleh kesempatan dalam kesempitan bencana banjir ini. Mereka bersenjatakan pancingan ikan ditangan dan segenggam umpan ramai-ramai duduk di tepi jalan tempat kolam-kolam ikan yang kebanjiran, berharap mampu mendapatkan ikan yang lepas dari kolam-kolam tersebut... Hehe...
Dan perjalanan pengembaraan pun masih akan terus berlanjut...