On The Spot

Kalah dengan Kepala Tegak

Indonesia harus rela tersingkir dari ajang kompetisi empat tahunan ini. Piala Asia 2007 yang dilangsungkan di empat negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, ini harus mau tak mau tinggal kenangan bagi tim nasional Indonesia. Ponaryo Astaman dkk terpaksa harus mengubur impian untuk pertama kalinya lolos di babak knock out Piala Asia sejak keikutsertaan pertama Indonesia pada putaran final Piala Asia 1996 dulu.

Dalam pertandingan di Gelora Bung Karno tadi malam Indonesia ditaklukkan langganan Piala Dunia, Korea Selatan dengan skor akhir 0-1. Sebuah gol yang tercipta ke gawang Markus Horison di babak pertama sebenarnya bisa dihindari. Andai saja ada kaki pemain kita yang mampu menjangkau bola. Andai saja bola tak membentur dada Muhammad Ridwan. Andai saja Syamsul Bahri, Firman Utina dkk berhasil menyapu bola keluar pertahanan kita. Andai saja wasit Australia yang dibantu dua asisten wasit lebih fair dalam memimpin. Andai saja Elly Aiboy tidak terpeleset di menit akhir pertandingan. Ah, jika saja kita bisa berandai-andai, maka tentu akan lain hasilnya. Gol tunggal kemenangan Korea Selatan oleh Kim Jung Woo tidak akan tercipta hehehehehehe..... Tapi fakta di lapangan tidak dapat diganggu gugat. Perandai-andaian kita hanya cukup di awang-awang. Semuanya hanya fikiran semu kita saja. Indonesia harus bertekuk lutut di hadapan pendukungnya sendiri. Ya, kita memang kalah, tapi kalah dengan membanggakan!!!

Tapi kita tak boleh patah arang. Kita harus tetap dengan kepala tegak meski tim Indonesia harus merelakan menjadi 'tuan rumah' yang baik bagi negara-negara lain yang masuk ke babak delapan besar. Tim Indonesia sudah memberikan kemajuan dalam bermain. Jika tim ini lebih serius digembleng dengan super intensif, bukan tak mungkin tim sekelas Arab Saudi dan Korsel beberapa tahun mendatang harus menerima kenyataan menjadi lumbung gol 'garuda-garuda' Indonesia di lapangan hijau.

Dan salut untuk para pendukung tim merah putih yang dengan setia melantunkan nyanyian-nyanyian heroik penggugah semangat para pemain, meskipun mereka sedang tertinggal. Jeritan dan teriakan Indonesia Indonesia ayo Indonesiaaa... begitu membahana nyaris diseluruh sudut Stadion GBK, tepuk tangan applause dan standing ovation mengiringi langkah kaki pemain menuju kamar ganti saat bubaran. Kapan lagi Stadion legendaris bangsa ini penuh sesak dengan lautan manusia yang memiliki satu visi untuk sepakbola Indonesia? Sampai-sampai tidak ada tempat kosong lagi di stadion, tribun atas yang biasanya sepi pun penuh... Wow, semoga semangat ini bisa tertular pada pendukung-pendukung saat kompetisi liga maupun piala nasional nanti... Tak ada lagi tawuran antar sesama warga negara Indonesia lantaran beda klub...

Maju terus sepakbola tanah air. Bravo Indonesia!

Tambahan: Salut juga teruntuk kiper tinggi botak plontos Markus Horison yang beberapa kali sempat berjibaku melawan pemain Korea bahkan sampai keluar petak 16 pas. Semua dibabat habis sama dia deh pokoknya, refleks kepala, kaki, dan tangan semuanya berfungsi dengan baik.. hebat! Karena fisiknya yang mudah sekali dilihat dengan kepala gundul badan kurus itu, dia selalu kelihatan dengan jelas jika keluar dari sarangnya, hehehe...

Buat yang ketinggalan dan ga sempat lihat gol yang tercipta pada pertandingan ini. Anda bisa melihatnya di Youtube, disini!

Entri Populer