Peter Withe : Apa Salahku?
Yah, mungkin itu yang ada di benak Peter Withe setelah dirinya didepak dari kursi panas pelatih tim nasional Indonesia, setelah tidak mampu mengantarkan anak asuhannya untuk menggapai prestasi tertinggi di kancah persepakbolaan Asia Tenggara dalam perhelatan piala AFF yang diselenggarakan di Singapura beberapa hari yang lalu.
Memang pelatih memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat berat dalam membawa sebuah tim menuju sebuah pertandingan yang mempertaruhkan harga diri sebuah negara. Tapi juga tidak bisa dipungkiri bagaimana kualitas-kualitas pemain yang dibawa oleh pelatih tersebut turut menjadi sebuah pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil yang akan dicapai.
Inilah yang tercermin pada tim nasional Indonesia dalam kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Tim yang dibangga-banggakan seluruh negeri gagal total dalam semua ajang yang diikuti, tanpa satu pun gelar yang hinggap dan bisa menghilangkan dahaga gelar selama ini. Sudah berpuluh-puluh pelatih lokal maupun asing yang dikontrak untuk membawa tim nasional Indonesia berjaya dalam setiap even yang diikuti. Namun hasilnya tetap nihil.
Bahkan, pelatih sekaliber Peter Withe yang mampu merengkuh beberapa gelar bergengsi bagi tim nasional Thailand dalam kurun waktu empat tahun dia melatih tim Gajah Putih tersebut pun direkrut guna memberikan prestasi yang sama ketika dia membawahi tim Thailand. Tetapi tetap saja hasilnya nol...! Selama kurang lebihempat dua tahun menangani timnas Indonesia, hanya prestasi runner-up piala Tiger yang mampu diraih, selebihnya timnas hanya menjadi bulan-bulanan tim lawan. Seperti yang pernah terjadi dalam ajang ASIAN GAMES di Doha, Qatar beberapa bulan yang lalu.
Hanya ada satu kesalahan bagi Peter Withe yaitu dia salah menangani tim. Dalam arti yang lain, Peter Withe telah salah memilih menangani tim nasional Indonesia. Tim yang sudah sangat carut marut sejak awal. Bagaimana mau sukses jika dalam level kompetisi reguler yang seharusnya mampu menghasilkan bibit-bibit pemain untuk tim nasional masih saja menghadapi banyak masalah, baik internal maupun eksternal.....
Jika ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin tim nasional Indonesia tidak akan mampu bangkit mengejar ketertinggalannya. Bahkan dengan cara merekrut pelatih luar negeri yang top markotop sekalipun tidak akan pernah mampu membangkitkan persepakbolaan Indonesia jika output yang dihasilkan dari kompetisi sepakbola dalam negeri ini tidak seperti yang diharapkan. Bagaimana mampu membuat tim nasional yang solid jika pemain-pemain yang ada adalah hasil dari sebuah kompetisi yang amburadul yang diorganisir oleh sebuah organisasi yang tidak profesional dan amburadul juga.
Jadi jelas ini bukan salah Peter Withe saja. Peter Withe memang mungkin juga salah, tapi hanya sebagian kecil saja salah yang ditanggung Peter Withe.... Toh buktinya Peter Withe sudah mampu merubah tim nasional sedikit demi sedikit meskipun tanpa gelar yang didapat. Permainan kick and rush ala Inggris sudah mampu dikuasai para pemain. Pola permainan pun sudah bervariasi, tidak melulu pola 3-5-2 seperti yang selama ini identik dengan sepakbola Indonesia. Permainan juga lumayan hidup dengan berbagai taktik dan strategi, meski keberuntungan jarang menaungi timnas....
Wajarlah kalau sekarang Peter Withe bertanya, "Apa salahku?" ......
Memang pelatih memiliki beban dan tanggung jawab yang sangat berat dalam membawa sebuah tim menuju sebuah pertandingan yang mempertaruhkan harga diri sebuah negara. Tapi juga tidak bisa dipungkiri bagaimana kualitas-kualitas pemain yang dibawa oleh pelatih tersebut turut menjadi sebuah pengaruh yang cukup signifikan terhadap hasil yang akan dicapai.
Inilah yang tercermin pada tim nasional Indonesia dalam kurang lebih satu dasawarsa terakhir. Tim yang dibangga-banggakan seluruh negeri gagal total dalam semua ajang yang diikuti, tanpa satu pun gelar yang hinggap dan bisa menghilangkan dahaga gelar selama ini. Sudah berpuluh-puluh pelatih lokal maupun asing yang dikontrak untuk membawa tim nasional Indonesia berjaya dalam setiap even yang diikuti. Namun hasilnya tetap nihil.
Bahkan, pelatih sekaliber Peter Withe yang mampu merengkuh beberapa gelar bergengsi bagi tim nasional Thailand dalam kurun waktu empat tahun dia melatih tim Gajah Putih tersebut pun direkrut guna memberikan prestasi yang sama ketika dia membawahi tim Thailand. Tetapi tetap saja hasilnya nol...! Selama kurang lebih
Hanya ada satu kesalahan bagi Peter Withe yaitu dia salah menangani tim. Dalam arti yang lain, Peter Withe telah salah memilih menangani tim nasional Indonesia. Tim yang sudah sangat carut marut sejak awal. Bagaimana mau sukses jika dalam level kompetisi reguler yang seharusnya mampu menghasilkan bibit-bibit pemain untuk tim nasional masih saja menghadapi banyak masalah, baik internal maupun eksternal.....
Jika ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin tim nasional Indonesia tidak akan mampu bangkit mengejar ketertinggalannya. Bahkan dengan cara merekrut pelatih luar negeri yang top markotop sekalipun tidak akan pernah mampu membangkitkan persepakbolaan Indonesia jika output yang dihasilkan dari kompetisi sepakbola dalam negeri ini tidak seperti yang diharapkan. Bagaimana mampu membuat tim nasional yang solid jika pemain-pemain yang ada adalah hasil dari sebuah kompetisi yang amburadul yang diorganisir oleh sebuah organisasi yang tidak profesional dan amburadul juga.
Jadi jelas ini bukan salah Peter Withe saja. Peter Withe memang mungkin juga salah, tapi hanya sebagian kecil saja salah yang ditanggung Peter Withe.... Toh buktinya Peter Withe sudah mampu merubah tim nasional sedikit demi sedikit meskipun tanpa gelar yang didapat. Permainan kick and rush ala Inggris sudah mampu dikuasai para pemain. Pola permainan pun sudah bervariasi, tidak melulu pola 3-5-2 seperti yang selama ini identik dengan sepakbola Indonesia. Permainan juga lumayan hidup dengan berbagai taktik dan strategi, meski keberuntungan jarang menaungi timnas....
Wajarlah kalau sekarang Peter Withe bertanya, "Apa salahku?" ......